Puluhan Emak-Emak di Pasuruan Berunjuk Rasa Tuntut Relokasi Akibat Dampak Pabrik Cargill
- Reconstantine Jeneva Carravello/ VIVA Banyuwangi
Pasuruan, VIVA Banyuwangi –Di tengah isu lingkungan yang semakin mendesak, sekelompok emak-emak dari Dusun Kedamaian, Desa Kepulungan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, melakukan aksi unjuk rasa di depan PT Cargill.
Mereka menuntut relokasi rumah mereka akibat dampak negatif yang ditimbulkan oleh pabrik yang memproduksi sorbitol tersebut. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai tuntutan warga, kondisi yang mereka hadapi, serta respons dari pihak perusahaan.
Dampak Lingkungan yang Meresahkan
Puluhan emak-emak yang tergabung dalam aksi protes ini mengungkapkan ketidaknyamanan yang mereka rasakan akibat keberadaan pabrik Cargill yang berdekatan dengan permukiman mereka. Dengan membawa poster berisi tuntutan, mereka memblokir pintu keluar masuk pabrik pada Senin pagi. Warga mengeluhkan bisingnya suara mesin pabrik dan polusi udara yang dihasilkan, yang dianggap dapat membahayakan kesehatan, terutama bagi anak-anak.
Kondisi Lingkungan yang Memprihatinkan
Kondisi lingkungan di sekitar pabrik semakin memprihatinkan. Sungai yang menjadi sumber kehidupan warga telah tercemar limbah pabrik, sehingga tidak dapat dimanfaatkan lagi. Selain itu, banyak sumur warga yang juga terkontaminasi, menambah kekhawatiran akan kesehatan masyarakat. "Kami sudah tidak betah dan selalu merasa cemas tinggal di sini," ungkap Luluk Isnawati, salah satu warga setempat.
Tuntutan Relokasi yang Mendesak
Warga meminta kepada manajemen PT Cargill untuk melakukan relokasi rumah mereka dari lokasi yang berdekatan dengan pabrik. Mereka berharap agar perusahaan bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan dan mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan masalah ini. "Jika tuntutan kami tidak diindahkan, kami meminta agar Cargill menutup pabriknya," tegas Lujeng Sudarta, warga lainnya.
Dialog dengan Pihak Manajemen
Setelah melakukan orasi, perwakilan pengunjuk rasa diajak berdialog dengan pihak manajemen PT Cargill. Meskipun dialog berjalan lancar dan tertib, hingga saat ini, manajemen belum memberikan konfirmasi mengenai langkah yang akan diambil terkait tuntutan warga. "Kami terus berusaha agar relokasi ini bisa terwujud," ungkap Rochmat Wijaya, warga yang turut serta dalam aksi tersebut.
Aksi unjuk rasa ini mencerminkan keresahan masyarakat yang berjuang untuk mendapatkan lingkungan yang lebih sehat dan aman. Tuntutan relokasi bukan hanya sekadar permintaan, melainkan sebuah harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi keluarga mereka.
Dalam menghadapi isu lingkungan ini, diharapkan ada dialog konstruktif antara masyarakat dan pihak perusahaan untuk mencari solusi yang saling menguntungkan. Mari kita dukung upaya-upaya yang bertujuan untuk menjaga kesehatan dan lingkungan hidup kita.