Waduh! Pejabat Hingga Warga Banyuwangi Banyak yang Tertipu Bisnis FEC
- Litalia Putri / VIVA Banyuwangi
Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Future E-Commerce (FEC) belakangan ini banyak diperbincangkan di berbagai platform media sosial usai dicabutnya izin usaha bisnis tersebut oleh pemerintah. Banyak masyakarat dari seluruh lapisan yang mengeluh karena tertipu investasi online ini, tak terkecuali di wilayah Banyuwangi.
Mulai dari kalangan pejabat, staf, aparatur sipil negara (ASN), guru hingga warga di Kabupaten Banyuwangi yang menjadi korban investasi online besutan PT FEC Shopping Indonesia ini. Kebanyakan dari mereka tergiur bergabung menjadi member karena iming-iming perolehan pendapatan yang berlipat.
Febi Santika, salah satu member FEC Banyuwangi, mengaku tertarik untuk mendaftar sebagai member karena ditawarkan pendapatan yang besar. Ia bercerita, dirinya tergiur iming-iming penghasilan besar dengan nilai deposit yang rendah.
“Saya diberi tahu, keuntungannya bisa sampai 2 kali lipat dari uang yang didepositkan,” kata Febi saat ditemui banyuwangi.viva.co.id pada Kamis (7/9).
Perempuan yang kesehariannya berjualan freezer food di ruko miliknya ini menyebut baru bergabung belum lama ini. Sehingga dirinya tidak mengalami kerugian yang cukup banyak.
“Baru gabung 3 minggu lalu dan deposit Rp310 ribu, harusnya sekarang bisa dapat Rp630 ribu,” tutur Febi.
Hal serupa juga menimpa salah satu pejabat pemerintahan di Kecamatan Purwoharjo. Dirinya mengaku baru bergabung dengan bisnis FEC sejak 17 Agustus 2023 lalu setelah diajak salah satu ASN yang bekerja sebagai guru di sekolah negeri kawasan tersebut.
“Saya diajak sama salah satu guru waktu ketemu di upacara kemerdekaan,” ujarnya saat ditemui banyuwangi.viva.co.id, Jumat (8/9) pagi.
Berbeda dengan Febi, dirinya menyebut telah merasakan hasil dari bisnis FEC dan menarik penghasilan dari aplikasi tersebut. Bahkan, ia juga mengajak beberapa anggota keluarganya untuk ikutan bergabung sebagai member FEC untuk merasakan keuntungan yang sama dengannya.
“Saya jadi tutor karena mengajak 7 orang,” ungkap pejabat tersebut saat ditanya mengenai keterlibatannya dengan bisnis FEC itu.
Sayangnya, meski mengaku telah menjadi tutor, pejabat di Kecamatan Purwoharjo itu enggan untuk menyebut nominal yang telah ia setorkan pada aplikasi FEC. Dirinya juga menolak menyebut siapa saja member atau downline yang ikut bergabung di bawah naungannya.
Sementara itu, hingga saat ini keberadaan tutor (upline) utama bisnis FEC di Banyuwangi masih belum diketahui. Masih banyak member FEC yang berusaha mendatangi kantor FEC di Dusun Petahunan, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi untuk meminta kejelasan dan tanggung jawab mengenai uang mereka yang masih tertahan di aplikasi FEC itu.