Anggota GP Ansor Kritik Pernyataan Menteri Agama RI Jelang Pilpres 2024
- Istimewa
Jember - Anggota GP Ansor satu ini, Nailil Gufron Khanif menyayangkan pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang akrab disapa Gus Yaqut yang sempat menjodoh-jodohkan pasangan salah satu Capres dalam Pemilu 2024. Perlu diingat, bahwa kementerian itu bukan biro jodoh atau sejenisnya.
Alumnus UIN KHAS Jember itu, mengatakan bahwa sebaiknya Gus Yaqut fokus terhadap tupoksi kerja di Kemenag. Urusan kandidat Calon Wakil Presiden (Cawapres) biar diurus partai politik.
"Ya kami sarankan Gus Menteri fokus saja pada pekerjaan di Kementerian Agama yang masih menumpuk, fokus kerja kerja kerja sebagaimana slogan Pak (Presiden-red) Jokowi selaku pemimpin tertinggi. Ndak usah lah ikut-ikut sibuk mencocok-cocokkan Capres-Cawapres itu sudah ada ranahnya sendiri, para pimpinan partai politik. Kalau menteri semua sibuk main politik nanti tugasnya keteteran, kasihan Presiden," kata penyandang gelar Magister Ekonomi tersebut kepada banyuwangi.viva.co.id
Aktivis flamboyan itu juga mengingatkan bahwa masa bakti Yaqut di Gerakan Pemuda Ansor sudah expired lebih dari 3 tahun, dirinya menghimbau agar segera dilaksanakan kongres sebab Ansor adalah organisasi kaderisasi bukan organisasi politik yang bebas semaunya sendiri.
"Gus Yaqut terpilih 2015, sekarang sudah 2023 sudah hampir 10 tahun beliau memimpin dan expired-nya sudah keterlaluan. Organisasi ini adalah organisasi kaderisasi, beri kesempatan pada yang lain untuk berproses, kasihan para pendiri organisasi Ansor yang telah menata sedemikian rupa jadi kacau karena nafsu politik belaka," tegasnya.
Banyak kader muda NU yang potensial dan terhalangi oleh molornya Kongres Ansor ini. "Banyak sekali kader Ansor kader muda NU yang potensial meneruskan tampuk kepemimpinan dan nahkoda Ansor jangan sampai potensi tersebut terlewat karena terlalu molor ini Gus Yaqut sudah expired kepengurusannya sudah hampir 10 tahun dan enggan melaksanakan kongres," ketusnya.
Nama-nama potensial seperti Addin Jauharudin, atau Aminudin Ma'ruf itu berpotensi. "Kita ingin ada penyegaran organisasi, perubahan organisasi yang lebih muda dan progresif. Bukan jalan di tempat seperti sekarang," tandas Ghufron.