Jadi Penyebab Kematian Dua Pendaki, Kenali Apa Saja Gejala Hipotermia dan Penyebabnya
- YT: @Medical Centric
Kesehatan, VIVA Banyuwangi –Sejak beberapa hari lalu media sosial tengah ramai oleh kabar duka dari dua pendaki asal Indonesia bernama Lilie Wijayanti (59) dan Elsa Laksono (59). Dikabarkan bahwa penyebab kematian dua pendaki tersebut dikarenakan hipotermia. Untuk itu, penting bagi kita untuk mengetahui gejala hipotermia dan penyebabnya.
Hipotermia adalah kondisi medis yang memerlukan penanganan segera karena suhu tubuh turun secara drastis hingga berada di bawah 35°C. Penurunan suhu ini dapat menyebabkan gangguan pada fungsi organ penting seperti jantung dan sistem pernapasan. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa berujung pada gagal jantung atau bahkan kematian.
Hipotermia terjadi ketika tubuh kehilangan panas lebih cepat dibandingkan kemampuannya dalam menghasilkan panas. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hipotermia.
Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Hipotermia
1. Berada di lingkungan bersuhu rendah terlalu lama. Berdiam di lingkungan dingin tanpa perlindungan yang cukup akan membuat tubuh kehilangan panas secara signifikan.
2. Memakai pakaian basah saat cuaca dingin. Hal ini bisa mempercepat hilangnya panas tubuh.
3. Kontak langsung dengan air dingin, seperti saat terjebak atau tenggelam dalam air bersuhu rendah. Hal ini bisa menyebabkan suhu tubuh menurun dengan sangat cepat.
4. Faktor usia. Hal ini jelas menjadi faktor yang sangat berpengaruh. Di mana bayi dan lansia akan lebih rentan terkena hipotermia karena sistem tubuh mereka tidak seefektif orang dewasa muda dalam menjaga suhu tubuh.
5. Beberapa kondisi medis tertentu. Seperti misalnya hipotiroidisme, stroke, dan diabetes dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hipotermia.
Gejala Hipotermia
Gejala hipotermia dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Tahapan ini terbagi atas tiga bagian.
1. Hipotermia Ringan
Pada tahap ringan, suhu tubuh berada di kisaran 32–35°C. Tanda-tanda yang biasanya muncul meliputi menggigil, kulit yang pucat dan terasa dingin saat disentuh, mati rasa, reaksi tubuh yang melambat, rasa kantuk berlebihan, denyut jantung yang lebih cepat, serta pernapasan yang juga menjadi lebih cepat.
2. Hipotermia Sedang
Jika kondisi semakin memburuk dan suhu tubuh menurun ke kisaran 28–32°C, tubuh akan berhenti menggigil, pernapasan serta detak jantung menjadi lebih lambat, tekanan darah menurun, dan tingkat kesadaran mulai berkurang.
3. Hipotermia Berat
Pada tahap yang paling parah, yaitu ketika suhu tubuh turun di bawah 28°C, otot tubuh akan menjadi kaku, korban tidak merespons rangsangan, denyut jantung dan pernapasan menjadi sangat lemah, hingga akhirnya mengalami pingsan atau bahkan henti jantung.