Begini Cara Penggunaan Pestisida yang Aman Membangun Pertanian Berkelanjutan

Pestisida yang biasa digunakan petani
Sumber :
  • Dok. Kementan/ VIVA Banyuwangi

Bondowoso, VIVA Banyuwangi –Aliansi Stewardship Herbisida Terbatas (Alishter) bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Bondowoso mengambil langkah penting untuk meningkatkan kesadaran petani akan penggunaan pestisida yang aman dan bertanggung jawab.

Soft Skill yang dibutuhkan di Dunia Kerja: Kamu Harus Punya!

Melalui kegiatan *training of user* yang diselenggarakan pada Rabu, 14 Agustus 2024, sebanyak 100 petani dan petugas penyuluh lapangan (PPL) diberikan pelatihan intensif mengenai penggunaan pestisida, khususnya herbisida jenis paraquat.

Menghadapi Tantangan Penggunaan Pestisida yang Aman

Pelatihan ini bertujuan untuk membekali para petani dengan pengetahuan yang memadai tentang bahaya penggunaan pestisida secara berlebihan dan tidak sesuai prosedur.

Bersih Itu Sehat, Sehat Itu Bahagia! Yuk, Jaga Kebersihan Diri!

Penggunaan pestisida yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan, mulai dari iritasi mata dan kulit hingga keracunan sistem pernapasan.

Selain itu, dampak buruknya juga dirasakan oleh lingkungan dan hewan ternak di sekitar area pertanian.

Kreasi Ramah Lingkungan: Membuat Karya Seni dari Bahan Daur Ulang untuk Menghidupkan Kreativitas

Oleh karena itu, edukasi seperti ini sangat penting dalam rangka melindungi kesehatan petani dan menjaga kelestarian lingkungan.

Perwakilan dari Alishter, Bagus Fajar, menekankan bahwa pelatihan ini merupakan yang pertama kali diadakan di Bondowoso.

"Kami berharap, melalui pelatihan ini, petani akan lebih bijak dalam menggunakan pestisida. Sebelumnya, mungkin banyak petani yang belum sepenuhnya memahami prosedur yang benar. Sekarang, kita arahkan mereka untuk tetap berada di jalur yang tepat agar lebih terampil dan aman," jelasnya.

Sertifikat sebagai Bukti Kompetensi

Sebagai hasil dari pelatihan ini, para petani akan menerima surat keterangan yang membuktikan bahwa mereka telah mengikuti pelatihan penggunaan pestisida terbatas.

Sertifikat ini bukan hanya sekadar formalitas, tetapi menjadi penanda bahwa mereka telah dibekali pengetahuan untuk mengelola pestisida dengan bijak dan sesuai aturan.

Dukungan dari Pemerintah Daerah

Sekretaris DPKP Bondowoso, Yuli Indrawati, sangat mengapresiasi inisiatif ini. Menurutnya, pelatihan ini tidak hanya menambah wawasan para petani, tetapi juga berdampak positif pada kelangsungan sektor pertanian di Bondowoso.

"Terima kasih kepada Alishter yang telah memberikan kesempatan kepada petani Bondowoso untuk mengikuti pelatihan pestisida terbatas. Edukasi seperti ini sangat membantu pemerintah daerah, terutama dalam menjaga keselamatan petani yang mayoritas masih bergantung pada sektor pertanian," katanya.

Yuli juga menambahkan bahwa masih banyak petani yang belum memperhatikan aspek keselamatan dalam bertani.

"Masih ada petani yang tidak menggunakan sarung tangan atau penutup wajah saat bekerja dengan pestisida. Oleh karena itu, pelatihan seperti ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran mereka," imbuhnya.

Selain keamanan diri petani, pelatihan ini juga diharapkan dapat membantu petani menjaga lingkungan agar pertanian yang berkelanjutan dapat tercapai.

Dampak Positif pada Produktivitas Pertanian

Lebih lanjut, Yuli Indrawati menjelaskan bahwa penggunaan pestisida yang tepat juga akan berpengaruh pada produktivitas pertanian.

"Penggunaan pestisida yang tepat tentu sangat menguntungkan bagi petani kita. Dengan pemahaman yang baik, kita bisa meningkatkan hasil pertanian tanpa merusak lingkungan," jelasnya.

Seorang peserta pelatihan, Ismanto, petani asal Tangsil Wetan, mengaku bahwa pelatihan ini memberikan pengetahuan yang berharga mengenai penggunaan pestisida yang aman dan benar.

"Dulu, petani kadang merokok saat menyemprot tanaman. Sekarang kita tahu bahwa itu tidak boleh dilakukan. Keamanan harus dijaga," tuturnya.

Ismanto juga mengungkapkan bahwa sebelum mengikuti pelatihan, botol bekas pestisida seringkali dibuang sembarangan.

Namun, melalui pelatihan ini, ia menyadari bahwa tindakan tersebut sangat berbahaya bagi lingkungan.