Dokter Onkologi Mundur dari RS Medistra Karena Larangan Hijab, ini Isi Lengkap Suratnya
Saya sangat menyayangkan jika di zaman sekarang masih ada pertanyaan rasis. Dikatakan RS Medistra berstandar internasional tetapi mengapa masih rasis seperti itu? Salah satu RS di Jakarta selatan, jauh lebih ramai dari RS Medistra, memperbolehkan semua pegawai baik perawat, dokter umum, spesialis dan subspesialis menggunakan hijab
Jika RS Medistra memang RS untuk golongan tertentu, sebaiknya jelas dituliskan saja kalau RS Medistra untuk golongan tertentu sehingga jelas siapa yang bekerja dan datang sebagai pasien. Sangat disayangkan sekali dalam wawancara timbul pertanyaan yang menurut pendapat saya ada rasis.
Apakah ada standar ganda cara berpakaian untuk perawat, dokter umum, dokter spesialis dan subspesialis di RS Medistra? Terima kasih atas perhatiannya”
Kasus yang menimpa Dr. Diani ini mengungkap masalah yang lebih luas mengenai kebebasan beragama di tempat kerja, khususnya di sektor kesehatan. Dengan semakin banyaknya perempuan Muslim yang memasuki dunia kerja, termasuk di bidang medis, kebijakan seperti ini bisa menjadi penghalang bagi mereka untuk menjalankan profesinya tanpa harus mengorbankan keyakinannya.
Di sisi lain, tindakan RS Medistra yang melarang penggunaan hijab dianggap tidak sejalan dengan prinsip-prinsip kebebasan beragama yang dijamin oleh konstitusi Indonesia. Hal ini juga bisa berdampak negatif pada citra rumah sakit tersebut, baik di mata publik maupun di kalangan tenaga medis yang mungkin merasa tidak nyaman bekerja di lingkungan yang diskriminatif.
Ke depan, diharapkan ada kebijakan yang lebih inklusif dan menghargai keberagaman di tempat kerja, khususnya di sektor kesehatan yang sangat membutuhkan tenaga profesional dari berbagai latar belakang. Sebagai negara yang menjunjung tinggi Pancasila dan kebhinekaan, Indonesia seharusnya menjadi contoh bagi dunia dalam hal penghormatan terhadap hak asasi manusia, termasuk kebebasan beragama.