Situbondo: Dari Panarukan yang Berjaya Hingga Otonomi Daerah, Jejak Sejarah yang Membentang
- Istimewa/ VIVA Banyuwangi
Budaya, VIVA Banyuwangi –Situbondo, sebuah kabupaten di pesisir utara Jawa Timur, menyimpan sejarah yang kaya dan menarik. Dari masa kejayaan Panarukan sebagai pusat perdagangan hingga perjuangan menuju otonomi daerah, Situbondo telah melalui perjalanan panjang yang membentuk identitasnya saat ini.
Mari kita telusuri jejak-jejak sejarah yang membentang di Situbondo.
Panarukan: Mutiara di Pantai Utara Jawa
Pada abad ke-16, Panarukan muncul sebagai pelabuhan penting di pantai utara Jawa.
Lokasinya yang strategis menjadikannya pusat perdagangan yang ramai, menghubungkan jalur perdagangan antara Jawa, Madura, Bali, bahkan hingga Malaka.
"Panarukan adalah gerbang menuju kekayaan, tempat berbagai komoditas diperdagangkan." - Sejarawan Situbondo.
Masa Kolonial: Dari VOC Hingga Hindia Belanda
Kehadiran VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) pada abad ke-17 membawa perubahan besar bagi Panarukan.
VOC membangun benteng dan fasilitas pelabuhan, menjadikan Panarukan semakin strategis.
Namun, masa kolonial juga membawa penderitaan bagi rakyat, dengan sistem tanam paksa dan eksploitasi sumber daya alam.
Perlawanan Rakyat: Semangat Juang yang Tak Padam
Meski di bawah tekanan kolonial, semangat perlawanan rakyat Situbondo tak pernah padam.
Berbagai pemberontakan terjadi, menentang ketidakadilan dan penindasan. Salah satu tokoh perlawanan yang terkenal adalah Kiai As'ad Syamsul Arifin, ulama kharismatik yang memimpin perjuangan melawan penjajah.
Kemerdekaan dan Perjuangan Menuju Otonomi Daerah
Setelah Indonesia merdeka, Situbondo menjadi bagian dari Kabupaten Besuki.
Namun, semangat otonomi daerah terus berkobar. Pada tahun 1998, Situbondo akhirnya resmi menjadi kabupaten sendiri, sebuah tonggak penting dalam sejarahnya.
Situbondo Kini: Antara Warisan Sejarah dan Potensi Masa Depan
Kini, Situbondo terus berkembang, memadukan warisan sejarah dengan potensi masa depan.
Situs-situs bersejarah seperti Benteng VOC dan makam Kiai As'ad Syamsul Arifin menjadi daya tarik wisata.
Selain itu, Situbondo juga memiliki potensi alam yang kaya, mulai dari pantai-pantai indah hingga pegunungan yang hijau.
Situbondo: Jejak Sejarah yang Terus Hidup
Sejarah Situbondo adalah kisah panjang tentang perjuangan, kejayaan, dan transformasi.
Dari Panarukan yang berjaya hingga otonomi daerah, Situbondo telah melalui berbagai fase yang membentuk identitasnya.
Warisan sejarah dan potensi alam yang kaya menjadi modal berharga bagi Situbondo untuk terus maju dan berkembang.