Nikmatnya Kue Klemben Tradisional dari Desa Adat Banyuwangi

Nikmatnya Kue Klemben Tradisional dari Desa Adat Banyuwangi
Sumber :
  • Dok. Pemkab Banyuwangi/ VIVA Banyuwangi

"Alhamdulillah. Pesanan tambah banyak terutama saat menghadapi momen hari besar. Tiap minggu rutin kami jual di pasar kuliner Desa Kemiren," ujar Rebaiyah dengan bahasa Osing yang kental.

Tingkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan, Kader Posyandu di Banyuwangi Ikut Jambore

"Kalau bulan puasa pesanan satu bulan full selalu ada untuk persiapan hari raya. Biasanya dalam satu kali produksi selama ramadan bisa sampai 10 kg," tambahnya.

Selama ini, menurut Rebaiyah, kue kelemben gula aren yang diproduksi terus diminati pembeli karena memiliki cita rasa yang khas.

Guntur Priambodo Jabat Pj Sekda Banyuwangi

Dengan mempertahankan keunikan, Rebaiyah memilih memasak menggunakan alat sederhana  seperti memakai oven tungku bengahan. Dia juga mengkombinasi kue kelemben dengan beberapa rasa unik seperti keningar, vanili, dan jahe.

"Kami memanggangnya tidak pakai oven modern. Tapi dari bengahan yang di atasnya ditutup besi lalu ditimpa sabut kelapa yang dibakar. Jadi rasanya masih original," kata dia.

Hadiri Pelantikan PAC Muslimat NU, Bupati Ipuk Ajak Bangun Banyuwangi

Saat bertemu Ipuk, Rebaiyah berterima kasih karena selama ini telah dibantu, terutama pengurusan sertifikasi halal dan PIRT sebagai jaminan legalitas produk

Kini kue klemen Rebaiyah tidak hanya dijual di Banyuwangi saja, namun telah dikirim ke luar kota seperti Bali hingga Kalimantan untuk oleh-oleh jajanan khas Banyuwangi.