Depresi, Pria Banyuwangi Diamankan setelah Ancam Warga dengan Pisau dan Batu
- jumroini subhan / Viva Banyuwangi
Banyuwangi, Viva, Banyuwangi – Nuryono (32), seorang warga Dusun Rumping, Desa Plampangrejo, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, telah diamankan oleh warga sekitar karena terlihat stres dan mengancam warga dengan sebilah pisau serta melempari rumah-rumah dengan batu.
Saat ini, Nuryono telah diamankan dan dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Banyuwangi di wilayah Kecamatan Licin, Desa Licin. Ia akan menjalani perawatan medis untuk mencegah kekerasan dan memulihkan diri dari perilaku yang tidak wajar dan berbahaya bagi warga lingkungan sekitarnya.
Kepala Desa Plampangrejo, Yudi Wiyono, membenarkan kejadian tersebut dan mengatakan bahwa salah satu warganya diduga mengalami depresi dan marah-marah sambil membawa pisau serta melempari rumah-rumah warga dengan batu.
"Kemarin, orang yang stres itu marah-marah kepada warga dengan membawa pisau, dan tidak hanya itu, ia juga melempari rumah-rumah warga dengan batu," ungkapnya.
Akhirnya, Nuryono diamankan oleh warga dan dibawa ke Puskesmas terdekat untuk pemeriksaan. Setelah hasil pemeriksaan dan pertimbangan dari Kepala Desa, Nuryono dirujuk ke rumah sakit jiwa milik Pemerintah Daerah Banyuwangi di Desa Licin, Kecamatan Licin.
Sebelumnya, rencananya Nuryono akan dipasung oleh warga, namun Kepala Desa Yudi melarang dan mengusulkan agar Nuryono mendapatkan pengobatan yang lebih baik.
"Ketika Nuryono diamankan, rencananya dia akan dipasung di rumahnya, tapi saya melarang. Menurut saya, itu bukan solusi yang baik. Lebih baik Nuryono mendapatkan pengobatan karena dia hanya mengalami depresi," kata Kepala Desa Plampangrejo Yudi Wiyono.
Ternyata, Nuryono bukan kali pertama melakukan tindakan merusak ketika mengalami depresi. Sebelumnya, dia juga pernah marah-marah dan memecahkan kaca jendela serta pintu rumah saudaranya, serta melempari warga dengan batu ketika mendekat.
"Saat sedang stres, dia tidak bisa terkendali. Dia melempari semua orang yang mendekatinya dengan batu. Bahkan kemarin, beberapa warga sampai mengatakan bahwa dia harus diasingkan," ungkap Kades.
Menurut Sarimu (52), seorang anggota Tim (TAGANA) Tanggap Siaga Bencana dan Penanggulangan Sosial (TAGSUS) yang juga bertugas di Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Banyuwangi, penting bagi pemerintah untuk segera menangani permasalahan tersebut guna mencegah potensi masalah di lingkungan sekitar
“Dengan tindakan cepat dari pihak berwenang, kita berharap situasi dapat dikendalikan sebelum bertambah kompleks,” jelasnya.
Menurutnya, diduga Nuryono selalu menjalani kehidupan yang terasa sendiri karena kehilangan kedua orang tuanya. Akibatnya, perilakunya selalu terlihat aneh. Ketika ditanya oleh saudaranya, diduga ia meminta motor besar dengan nada keras.
Saat ini, Nuryono sedang dirawat di rumah sakit jiwa untuk mendapatkan perawatan kesehatan agar sembuh dari depresi. Pemerintah Desa juga akan menyediakan Surat Pernyataan Miskin (SPM) untuk biaya kelanjutan berobat, mengingat keadaannya yang tidak mampu sejak orang tuanya meninggal dunia.