Krisis Kemarau Melanda Pasuruan, Polisi Kerahkan Water Cannon Bagi Warga Terdampak

Krisis Kemarau Melanda Pasuruan, Polisi Kerahkan Water Cannon
Sumber :
  • Reconstantine Jeneva Carravello/ VIVA Banyuwangi

Pasuruan, VIVA Banyuwangi –Kekeringan yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, dalam beberapa bulan terakhir memaksa warga untuk bergantung pada bantuan air bersih.

Kecelakaan Maut di Tol Paspro: 5 Tewas, 8 Luka-Luka, Sopir Diduga Mengantuk

Menjawab kebutuhan ini, aparat Kepolisian Resor (Polres) Pasuruan terus mendistribusikan air bersih ke titik-titik yang terdampak, menggunakan kendaraan taktis water canon.

Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk meringankan beban masyarakat yang mengalami krisis air.

Pengedar Uang Palsu di Kawasan Wisata Prigen Pasuruan Ditangkap Polisi

Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, setidaknya lima kecamatan di kabupaten tersebut mengalami kekeringan parah.

Kecamatan-kecamatan tersebut meliputi Winongan, Pasrepan, Grati, Lekok, dan Kejayan.

KPU RI Tinjau Percetakan Surat Suara Pilkada 2024: Memastikan Kesiapan Logistik hingga Aksesibilitas

Kondisi ini telah berlangsung selama kurang lebih lima bulan, membuat masyarakat di daerah tersebut kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, memasak, dan mandi.

Bantuan Water Canon dari Polres Pasuruan

Kepala Polres Pasuruan, melalui Wakapolres Kompol M. Aziz, menjelaskan bahwa kendaraan taktis water canon dikerahkan untuk membantu mendistribusikan air bersih ke berbagai dusun yang terdampak bencana kekeringan.

“Kami menggunakan kendaraan taktis ini setiap hari untuk menyuplai air bersih ke daerah-daerah yang sangat membutuhkan. Ini kami lakukan hingga hujan turun dan pasokan air kembali normal,” ungkapnya.

Desa yang mendapat distribusi air bersih pada Selasa siang 23 Oktober 2024 adalah Desa Oro-Oro Pule, Kecamatan Kejayan.

Saat kendaraan water canon tiba, warga yang sebagian besar terdiri dari ibu-ibu berbondong-bondong datang membawa ember, galon bekas, dan jerigen untuk menampung air yang diberikan.

"Sudah lima bulan ini kami kesulitan air, sumur di sini semuanya kering. Kami terpaksa mengambil air dari sungai, itu pun jaraknya jauh," ujar Uliyah, warga setempat.

Dampak Kekeringan pada Warga

Kekeringan di wilayah Pasuruan telah berdampak besar terhadap kehidupan warga.

Sumur bor yang biasanya menjadi sumber air utama telah mengering, memaksa masyarakat untuk mencari sumber air alternatif.

Sungai-sungai terdekat menjadi pilihan utama meski harus menempuh jarak beberapa kilometer.

Tidak sedikit dari mereka yang terpaksa menggunakan air sungai untuk kebutuhan mandi dan mencuci, meski kualitas air sungai tidak memadai.

"Air yang kami dapatkan dari sungai tidak layak untuk diminum, sehingga kami benar-benar bergantung pada bantuan air bersih dari pemerintah dan kepolisian," kata Alfiyah, warga lain dari desa tersebut.

Ia juga menambahkan bahwa air dari water canon sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan minum.

Kebutuhan Air Semakin Mendesak

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa musim kemarau di wilayah Jawa Timur, termasuk Pasuruan, akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan.

Hal ini menyebabkan pasokan air bersih dari sumur dan sumber-sumber air alami semakin menipis.

BPBD Kabupaten Pasuruan mencatat bahwa selain wilayah Kejayan, beberapa kecamatan lain seperti Winongan dan Grati juga mengalami situasi yang hampir sama, dengan lebih banyak desa yang memerlukan suplai air bersih.

Sebagai respons terhadap krisis ini, Polres Pasuruan bekerja sama dengan instansi terkait, termasuk BPBD, untuk memastikan pasokan air bersih dapat terus didistribusikan.

"Kami berupaya agar suplai air tetap terjaga dengan menggunakan water canon, dan jika diperlukan, kami akan menambah frekuensi distribusi ke desa-desa yang paling membutuhkan," ujar Kompol Aziz.

Kerja Sama dengan Pemerintah Daerah

Selain kepolisian, Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui BPBD juga berperan aktif dalam mendistribusikan air bersih.

Bantuan yang diberikan tidak hanya berupa air bersih, namun juga edukasi kepada masyarakat terkait penggunaan air secara hemat selama musim kemarau ini.

Upaya ini diharapkan dapat membantu meringankan beban warga hingga musim hujan tiba dan ketersediaan air bersih kembali normal.

Harapan Warga untuk Solusi Jangka Panjang

Meski bantuan terus mengalir, warga berharap adanya solusi jangka panjang dari pemerintah untuk mengatasi masalah kekeringan ini.

Mereka meminta pembangunan infrastruktur air bersih seperti pipanisasi atau pembangunan sumur bor dalam yang dapat menjamin ketersediaan air meski musim kemarau tiba.

"Kami berterima kasih atas bantuan yang ada, tapi kami berharap ada solusi yang lebih permanen, agar kami tidak selalu bergantung pada bantuan air bersih," ujar Uliyah penuh harap.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan kondisi darurat air bersih di wilayah Pasuruan dapat segera teratasi.

Pemerintah daerah, instansi terkait, dan kepolisian akan terus bekerja sama dalam upaya memberikan bantuan yang dibutuhkan warga.