BPBD Banyuwangi Jemput Bola Salurkan Air Bersih ke Desa Sidodadi yang Dilanda Kekeringan

Babinsa Sidodadi, Kopka Jumadi kawal distribusi air bersih
Sumber :
  • Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi mengambil langkah cepat untuk mengatasi krisis air bersih di Desa Sidodadi, Kecamatan Wongsorejo, Jawa Timur.

Lokasi Kebakaran Hutan di Gunung Merapi Ringgih Berbahaya, Tim Gabungan Siaga Penuh

Dalam upaya ini, BPBD menerapkan metode distribusi air bersih dengan sistem "jemput bola," yakni mendatangi langsung warga di lingkungan mereka. Inovasi ini diharapkan dapat menjangkau seluruh masyarakat yang mengalami kesulitan air bersih akibat kekeringan berkepanjangan.

"Biasanya distribusi air bersih dilakukan di satu titik pusat, namun sekarang kita mengubah metode menjadi jemput bola," ujar Kepala Desa Sidodadi, Sidiq Wibisono.

Belasan Desa di Pasuruan Krisis Air Bersih, BPBD Bergerak Cepat

Dengan metode ini, tim BPBD mendatangi dusun-dusun seperti Dusun Curahsawo dan Dusun Krajan untuk memastikan distribusi merata.

"Kami berkeliling ke seluruh wilayah Desa Sidodadi agar semua warga yang membutuhkan bisa mendapatkan bantuan air bersih," tambahnya.

Cegah Terjadi Tsunami BPBD Banyuwangi Rancang Kontingensi Kebencanaan Tahun 2023

Keputusan untuk mendatangi warga di dusun-dusun berawal dari rendahnya jumlah warga yang datang ke titik distribusi awal di Kantor Desa Sidodadi.

Dari evaluasi awal ini, BPBD dan pihak desa sepakat untuk melakukan distribusi langsung ke titik-titik keramaian warga.

"Dengan cara ini, semua warga bisa terakomodir dan tidak ada yang ketinggalan," jelas Sidiq.

Respon Antusias Warga dan Peran BPBD Banyuwangi

Warga Sidodadi, yang sebagian besar adalah buruh tani, merasa sangat terbantu dengan metode distribusi baru ini.

"Rata-rata warga kami bekerja sebagai petani atau buruh, jadi banyak yang baru bisa pulang sore hari," ungkap Sidiq.

Dengan sistem jemput bola ini, BPBD memastikan bahwa masyarakat yang kesulitan mendapatkan air dapat menerima bantuan langsung di lingkungan mereka.

Respon antusias juga terlihat dari warga yang mempersiapkan wadah-wadah besar untuk menampung air yang disalurkan oleh BPBD.

"Alhamdulillah, banyak warga yang sudah menyiapkan wadah air di lingkungan mereka," ucap Sidiq.

Upaya jemput bola ini mendapat apresiasi dari masyarakat, yang merasa bahwa distribusi menjadi lebih efektif dan efisien.

Upaya Berkelanjutan untuk Mengatasi Kekeringan

Dalam satu hari distribusi, BPBD menyalurkan sekitar 5.000 liter air untuk Desa Sidodadi.

Meskipun jumlah ini tergolong besar, BPBD siap menambah suplai jika kebutuhan warga masih belum terpenuhi.

Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Banyuwangi, Yunus Kurniawan, menyampaikan melalui stafnya, Suwarno, bahwa BPBD akan terus memantau kebutuhan warga selama musim kemarau berlangsung.

"Kita berusaha memenuhi kebutuhan warga selama kekeringan ini," jelas Yunus.

"Jika air yang sudah disuplai belum cukup, kita akan kembali dengan tambahan suplai untuk memastikan semua kebutuhan terpenuhi."

Dalam beberapa minggu terakhir, Banyuwangi dan wilayah Jawa Timur lainnya memang mengalami musim kemarau yang cukup panjang.

Beberapa desa di Kecamatan Wongsorejo, termasuk Sidodadi, mengalami kekeringan parah yang berdampak pada pasokan air bersih.

"Tujuan kita adalah memastikan setiap warga terdampak kekeringan mendapatkan akses air bersih," tandas Yunus.

Upaya jemput bola ini, menurutnya, menjadi langkah penting agar distribusi lebih tepat sasaran dan langsung menjangkau warga yang benar-benar membutuhkan.

 

Menghadapi Tantangan Kekeringan di Musim Kemarau

Kekeringan telah menjadi ancaman serius bagi warga di beberapa daerah di Banyuwangi. BPBD mengimbau warga untuk menggunakan air dengan bijak dan mengikuti arahan distribusi agar proses distribusi berjalan lancar.

"Kami berharap warga juga ikut mendukung dan mempersiapkan kebutuhan air mereka agar distribusi bisa lebih cepat dan efektif," ungkap Yunus.

Kedepannya, BPBD Banyuwangi akan terus mengupayakan agar setiap bantuan dapat menjangkau seluruh masyarakat terdampak, khususnya di daerah-daerah yang sulit dijangkau.