Bukan Terombang-ambing, Ini Penjelasan Syahbandar Soal KM Mutiara Barat

KSOP Tanjung Wangi meninjau KM Mutiara Barat
Sumber :
  • Fitri Anggiawati/VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – KM Mutiara Barat ramai jadi perbincangan publik setelah beredarnya video yang berisi narasi bahwa kapal tersebut terombang-ambing di perairan Selat Bali pada Sabtu (22/07/2023). 

Urai Kemacetan Pelabuhan Ketapang Dengan Cara ini

Menanggapi hal tersebut, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Wangi menerangkan bahwa KM Mutiara Barat tidak terombang-ambing. 

"Jadi sebenarnya kapal ini tidak terombang-ambing di tengah laut. Dia labuh dan lego jangkar di Celukan Bawang, Bali," terang Kasi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli (KBPP) Widodo pada Minggu (23/07/2023). 

Angin Kencang dan Ombak Tinggi, Pelabuhan Ketapang Jawa-Bali Dipadati Kendaraan

Keterangan tersebut diberikan setelah KSOP meninjau langsung KM Mutiara Barat yang telah sandar di dermaga Pelabuhan Tanjung Wangi pada Minggu pagi (23/07/2023) pukul 03.55 WIB. 

Widodo menguraikan, KM Mutiara Barat berangkat dari Pelabuhan Gili Mas, Lombok pada Jumat (21/07/2023) pukul 08.00 WITA, namun terjadi kendala mesin selama pelayaran yang mengharuskan kapal hanya menggunakan 1 mesin. 

Terlibat Pengamanan WWF, Pokmaswas Pesona Bahari Jaga 5 Jalur Perairan Alternatif Banyuwangi

Setelah berhasil mengatasi kendala mesin, pihak kapal melakukan penghitungan kembali keperluan bahan bakar minyak (BBM) dan mendapati BBM yang ada tidak cukup untuk melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Tanjung Wangi setelah menempuh perjalanan lebih lama dari waktu normal. 

Nahkoda kemudian memutuskan untuk lego jangkar di pelabuhan terdekat sambil menunggu kedatangan kapal Self Propelled Oil Barge (SPOB) dari Tanjung Benoa, Bali yang membutuhkan waktu 5-6 jam perjalanan, hingga akhirnya proses supply BBM terealisasi sekitar pukul 22.00 WITA.  

"Kalau dia (nahkoda) melanjutkan pelayaran dalam kondisi ditakutnya perhitungan BBM kurang itu malah resiko. Jadi keputusan yang diambil nahkoda ini sudah tepat untuk keselamatan penumpang dan kapal tersebut," jelas Widodo. 

Kini, seluruh penumpang kapal yang sempat tertahan telah kembali melanjutkan perjalanan. Pihak pelayaran berhasil menyelesaikan permasalahan secara kondusif dan memberikan kompensasi kepada penumpang yang sebagian besar adalah sopir truk. 

Untuk KM Mutiara Barat yang seharusnya melanjutkan jadwal pelayaran pada hari ini, akan lebih dulu dilakukan pemeriksaan oleh Marine Inspector Tanjung Wangi sebelum diberangkatkan kembali. 

"Jangan sampai kondisi seperti ini terjadi. Jika dihitung-hitung seandainya 28 ton (BBM) itu perlu cadangan kalau ada kendala di kapal, itu perlu dipikirkan, dan harus dipikirkan, itu wajib hukumnya," tegas Widodo.