Platonic Relationship, Yakin Bisa Sahabatan Tanpa Melibatkan Perasaan Antara Laki Laki dan Perempuan?
- https://www.pexels.com/photo/young-couple-in-city-at-night-246367/
Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi –Seringkali jadi pembicaraan jika ada laki laki yang bersahabat dengan teman perempuannya, karena banyak yang menganggap bahwa persahabatan laki laki dan perempuan itu tidak bisa benar benar murni. Salah satunya pasti ada yang menyimpan perasaan lebih terhadap sahabatnya.
Ujian hubungan ada pada saat salah satunya memiliki kekasih. Jika ada rasa cemburu berlebih, maka persahabatan bisa hancur. Namun, ada persahabatan yang benar benar tidak melibatkan perasaan lebih, sangat peduli satu sama lain murni karena saying.
Istilah ini disebut dengan Platonic Relationship. Kita bisa melihat contoh persahabatan dari kecil Derby Romero dan Sherina Munaf atau Presenter Kawakan Farhan dan Indy Barends, dan lainnya.
Lalu bagaimana sebaiknya yang harus dilakukan jika kita memiliki sahabat lawan jenis namun tanpa melibatkan perasaan lebih sehingga bisa awet?
Dalam hubungan platonic, terdapat saling pengertian dan rasa hormat yang mendalam antara kedua pihak. Mereka dapat berbagi minat, pengalaman, dan bahkan tantangan hidup tanpa tekanan untuk mengubah ikatan tersebut menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar persahabatan.
Ini memberikan kebebasan bagi individu untuk menjadi diri mereka sendiri, memperkuat koneksi tanpa rasa takut kehilangan. Dalam banyak kasus, persahabatan ini dapat bertahan lebih lama karena tidak ada ekspektasi yang rumit di dalamnya.
Kamu termasuk dalam Platonic Relationship, jika kamu berhasil melakukan banyak hal bersama sahabatmu dengan rasa seperti berikut:
1. Menganggap sahabatmu sudah seperti keluarga
Ada istilah sahabat adalah “keluarga yang lupa Tuhan berikan kepadaku”. Artinya dalam persahabatan, kita sudah menganggap bahwa sahabat adalah bagian dari keluarga.
Perasaan tulus kepada sahabat, tidak hanya kepada orangnya, namun juga kepada keluarganya. Mengenal keluarganya, peduli tentang keluarganya, dan menjadi bagian dari mereka bisa membuat perasaan antar satu sama lain sudah seperti saudara sendiri.
2. Adanya penerimaan karakter satu sama lain
Saat menjalani platonic relationship bukan berarti kalian akan selalu setuju satu sama lain. Namun, kamu biasanya sudah bisa menerima karakter yang dimiliki oleh sahabatmu. Kamu juga tidak sungkan untuk menunjukkan karaktermu di depan sahabatmu ini. Hal inilah yang membuat setiap individu yang terlibat di dalam jenis hubungan ini merasa nyaman dan bebas menjadi diri sendiri.
3. Ada Batasan Hubungan
Dalam persahabatan lawan jenis, perlu adanya Batasan persahabatan yang harus dilakukan dari awal. Misal, tidak ikut campur dalam hubungan pribadi sahabat dan pasangannya. Kamu bersahabat, dan cukup tau dan mengenal pasangannya. Jangan ikut terlibat.
Cukup jadi pendengar yang baik tentang ceritanya, berikan masukan yang tidak membuat hubungan mereka menjadi rumit. Beri ruang untuk sahabatmu dan pasanganmu. Dan perlu diketahui dunia sahabatmu bukan hanya kamu, tapi banyak yang lain. Jadilah sahabat yang baik bukan toxic.
4. Saling Jujur
Menjaga hubungan platonis membutuhkan usaha dan komitmen dari kedua belah pihak. Salah satu kunci utamanya adalah komunikasi yang terbuka. Keduanya harus merasa nyaman untuk membahas perasaan dan batasan yang ada dalam hubungan. Dengan berkomunikasi secara jujur, kedua pihak dapat menghindari kesalahpahaman dan menjaga ikatan yang sehat.
Misalnya, jika salah satu pihak mulai merasakan ketertarikan yang lebih dari sekadar persahabatan, penting untuk menyampaikan perasaan tersebut dan membahasnya dengan jujur. Walau terasa sulit untuk mengakui atas nama persahabatan, jujur jauh lebih baik, sehingga bisa tahu persahabatan ini masih bisa berjalan atau tidak, sehingga tidak ada yang tersakiti lebih dalam.