Pesona Kuliner Tradisional Tanjung Balai: Warisan Rasa yang Tak Lekang oleh Waktu

Pesona Kuliner Tradisional Tanjung Balai: Warisan Rasa
Sumber :
  • biayahargain

Wisata, VIVA Banyuwangi –Kota Tanjung Balai, yang terletak di pesisir Sumatera Utara, dikenal memiliki beragam kuliner tradisional yang unik dan kaya rasa. Dari makanan utama hingga jajanan ringan, kuliner kota ini tidak hanya menawarkan cita rasa khas, tetapi juga merefleksikan warisan budaya yang mendalam. Tidak heran jika Tanjung Balai menjadi salah satu destinasi kuliner yang mulai banyak dibicarakan oleh para pecinta wisata kuliner Nusantara. Bagaimana makanan tradisional di kota ini bertahan dan terus diminati, tentu menjadi cerita menarik untuk diulas.

1. Kekayaan Kuliner Tradisional yang Melekat dengan Kearifan Lokal

Kuliner di Tanjung Balai bukan sekadar makanan, melainkan sarana menjaga kearifan lokal dan budaya. Menurut data dari Kementerian Pariwisata, sekitar 70% masyarakat di Sumatera Utara masih mengonsumsi makanan lokal sebagai bagian dari keseharian mereka. Berbagai hidangan khas, seperti gulai asam pedas, ikan bakar, dan sambal khas melayu Tanjung Balai, menjadi favorit warga lokal maupun wisatawan yang berkunjung.

Sebagai kota pesisir, ikan dan hasil laut lainnya menjadi bahan utama dalam kuliner Tanjung Balai. Misalnya, hidangan ikan bakar yang dibumbui dengan rempah-rempah lokal menjadi sajian populer di sini. Seorang pedagang makanan tradisional, Budianto, mengungkapkan, "Kami di sini selalu menggunakan ikan segar dan bumbu asli yang diwariskan turun-temurun untuk menjaga keaslian rasa," tuturnya.

2. Jajanan Tradisional yang Tetap Eksis

Selain makanan utama, Tanjung Balai juga terkenal dengan aneka jajanan tradisional yang hingga kini masih diminati. Beberapa di antaranya adalah kue serabi, lemang, dan dodol Tanjung Balai. Kue serabi, misalnya, dibuat dari campuran tepung beras dan santan, menghasilkan tekstur lembut dengan cita rasa manis dan gurih. Kue ini sering disajikan dalam acara adat atau perayaan tertentu, sehingga memiliki makna simbolis di masyarakat setempat.

Begitu pula dengan lemang, makanan yang terbuat dari beras ketan yang dimasak dalam bambu. Lemang menjadi favorit masyarakat saat perayaan Lebaran atau acara adat lain. Rudi, seorang pembuat lemang tradisional, mengatakan, "Membuat lemang butuh kesabaran dan keterampilan. Kami tetap mempertahankan cara tradisional untuk menghasilkan rasa yang otentik," ujarnya.

3. Kudapan dan Camilan Khas yang Mendunia

Tak hanya makanan berat, Kota Tanjung Balai juga memiliki kudapan dan camilan khas yang banyak diminati, baik oleh warga lokal maupun wisatawan. Salah satunya adalah keripik pisang dengan varian rasa yang menarik, seperti rasa pedas manis dan rasa keju yang tengah populer di kalangan milenial. Camilan ini memiliki tekstur renyah dan cocok dijadikan oleh-oleh khas bagi wisatawan.

Di samping itu, ada juga camilan kacang tojin dan emping melinjo, yang menjadi favorit banyak orang. Kacang tojin yang digoreng dengan bawang putih memberikan rasa gurih yang khas, sedangkan emping melinjo yang dibuat dari biji melinjo pilihan memberikan rasa pahit yang khas namun disukai banyak orang.

4. Minuman Tradisional yang Menyegarkan dan Bermanfaat bagi Kesehatan

Selain makanan, minuman tradisional juga memegang peran penting dalam kekayaan kuliner Kota Tanjung Balai. Salah satu minuman populer adalah teh tarik yang diolah dengan cara tradisional, menghasilkan rasa lembut dengan sedikit rasa pahit khas teh. Teh tarik sering disajikan saat acara kumpul-kumpul atau sekadar menemani obrolan sore.

Minuman tradisional lainnya yang tak kalah populer adalah es timun serut, yang terbuat dari timun, gula, dan air jeruk nipis, menjadikan minuman ini segar dan kaya manfaat. Tidak hanya sekadar menyegarkan, minuman ini juga diyakini bermanfaat untuk kesehatan karena kandungan air dan vitaminnya yang tinggi. “Es timun serut ini memang selalu dicari, apalagi saat musim panas,” ujar Rahma, seorang pedagang minuman tradisional.

5. Strategi Pelestarian dan Tantangan di Era Modern

Meskipun memiliki kekayaan kuliner tradisional yang luar biasa, Tanjung Balai juga dihadapkan dengan tantangan dalam mempertahankan eksistensi kulinernya di tengah persaingan kuliner modern. Dengan semakin banyaknya makanan cepat saji dan makanan instan, generasi muda terkadang kurang tertarik pada makanan tradisional yang memerlukan proses lebih lama dalam pengolahannya.

Namun, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk melestarikan kuliner ini. Misalnya, melalui festival kuliner tradisional yang digelar setiap tahun, masyarakat diberi kesempatan untuk memperkenalkan dan mempromosikan kuliner khas Tanjung Balai. Selain itu, dukungan dari media sosial juga berperan penting. 

Di samping itu, restoran-restoran lokal kini mulai menyajikan menu-menu tradisional dengan sentuhan modern untuk menarik minat generasi muda. Cara ini ternyata efektif, karena beberapa makanan yang dulu dianggap kuno kini kembali diminati oleh generasi milenial. Menurut seorang pengamat kuliner, Sari Dewi, "Menggabungkan keaslian rasa dengan tampilan modern menjadi salah satu cara untuk menjaga kelestarian kuliner tradisional."

6. Harapan Masa Depan: Menjadikan Kuliner Tanjung Balai sebagai Identitas Kota

Dengan kekayaan kuliner yang dimiliki, Tanjung Balai memiliki potensi besar untuk menjadikan kuliner tradisional sebagai salah satu identitas kota. Tidak hanya menjadi daya tarik wisata kuliner, kuliner tradisional ini juga bisa membuka peluang ekonomi bagi masyarakat setempat. Dari sisi pariwisata, kuliner tradisional yang dipromosikan dengan baik dapat meningkatkan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara, yang tentunya berimbas pada pertumbuhan ekonomi daerah.

“Jika kuliner ini terus dilestarikan dan dipromosikan, saya yakin Tanjung Balai bisa menjadi destinasi kuliner yang mendunia,” ungkap Sari Dewi optimis.