Harga Bumbu Dapur Melonjak Jelang Ramadan, Cabai Merah Tembus Rp70 Ribu per Kilogram

Harga Bumbu Dapur Melonjak Jelang Ramadan
Sumber :
  • Reconstantine Jeneva Carravello/ VIVA Banyuwangi

Pasuruan, VIVA Banyuwangi –Seperti sudah menjadi tradisi tahunan, menjelang datangnya bulan suci Ramadan, harga sejumlah bahan kebutuhan dapur mulai mengalami kenaikan. Di Pasar Besar, Kota Pasuruan, Jawa Timur, lonjakan harga terjadi pada beberapa komoditas utama, terutama cabai merah kecil yang kini tembus Rp70 ribu per kilogram, naik dua kali lipat dari harga sebelumnya Rp35 ribu per kilogram.

Tidak hanya cabai merah kecil, komoditas lain seperti bawang putih dan bawang merah juga mengalami kenaikan harga. Senin pagi ini, harga bawang putih tercatat naik hingga Rp40 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp30 ribu per kilogram. Sementara itu, harga bawang merah juga mengalami lonjakan dari Rp35 ribu menjadi Rp40 ribu per kilogram.

Kenaikan harga yang cukup drastis ini membuat para pembeli di pasar harus berpikir ulang dalam berbelanja kebutuhan dapur. Munsida, salah satu pembeli yang ditemui di pasar, mengungkapkan keresahannya. “Iya, naik semua. Jadi harus dikurangi belanjanya, kalau enggak, uangnya enggak cukup buat beli yang lain,” keluhnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Zaenab, pembeli lainnya, yang mengaku terpaksa mengatur ulang anggaran rumah tangga akibat lonjakan harga. “Naik semuanya, susah sekarang. Pendapatan tetap, tapi harga terus naik,” ujarnya.

Sementara itu, dari sisi pedagang, kenaikan harga ini juga memberikan dampak tersendiri. Siti Rodiyah, seorang pedagang di Pasar Besar, mengeluhkan penurunan daya beli masyarakat akibat harga yang semakin mahal. “Pendapatan kecil, tapi harga naik terus. Jadi pembeli sekarang juga lebih sedikit atau beli lebih sedikit,” katanya.

Selain cabai merah kecil, harga cabai merah besar juga mengalami kenaikan, meski tidak sebesar cabai merah kecil. Saat ini, harga cabai merah besar naik Rp5 ribu dari sebelumnya Rp35 ribu menjadi Rp40 ribu per kilogram.

Menurut para pedagang, kenaikan harga ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari meningkatnya permintaan menjelang Ramadan hingga terbatasnya pasokan akibat faktor cuaca yang kurang mendukung produksi pertanian. Selain itu, biaya distribusi yang meningkat juga turut berkontribusi terhadap lonjakan harga bahan dapur di pasaran.

Dari pantauan di lapangan, tren kenaikan harga kebutuhan dapur ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri. Lonjakan harga setiap tahun ini menjadi tantangan bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki anggaran terbatas.

Konsumen diimbau untuk lebih bijak dalam berbelanja dan mencari alternatif lain untuk mengurangi dampak dari kenaikan harga ini. Beberapa warga memilih membeli dalam jumlah lebih sedikit atau mencari pasar alternatif dengan harga yang lebih terjangkau.

Dengan kondisi ini, pemerintah daerah diharapkan dapat melakukan langkah-langkah strategis untuk mengendalikan harga kebutuhan pokok, seperti operasi pasar atau subsidi bagi pedagang dan petani agar lonjakan harga tidak semakin membebani masyarakat menjelang bulan Ramadan.