Menelusuri Sejarah Gandrung Sewu Banyuwangi: Tarian yang Memikat
- Fitri Anggiawati/VIVA Banyuwangi
Budaya, VIVA Banyuwangi – Banyuwangi, sebuah kabupaten di ujung timur Pulau Jawa, dikenal dengan keindahan alam dan warisan budaya yang kaya. Salah satu tradisi budaya yang paling mencolok dari daerah ini adalah Gandrung Sewu.
Tarian ini tidak hanya menampilkan keindahan visual tetapi juga menyimpan sejarah dan makna yang mendalam. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai Gandrung Sewu, dari asal-usulnya hingga perannya dalam masyarakat saat ini.
Asal Usul Gandrung Sewu
Gandrung Sewu adalah sebuah tarian tradisional yang berasal dari Banyuwangi. Nama "Gandrung" sendiri berarti "terpikat" atau "terpesona", sementara "Sewu" dalam bahasa Jawa berarti "seribu". Oleh karena itu, Gandrung Sewu secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai "seribu Gandrung". Tarian ini terkenal dengan jumlah penari yang sangat banyak, yang bisa mencapai seribu orang, dan menjadi salah satu ciri khas utama pertunjukan ini.
Tradisi Gandrung Sewu berakar dari upacara-upacara adat masyarakat Banyuwangi yang dahulu sering mengadakan ritual untuk memuja dewa dan memohon keselamatan serta kemakmuran. Seiring waktu, tarian ini tidak hanya menjadi bagian dari upacara religius, tetapi juga berkembang menjadi pertunjukan yang menarik perhatian banyak orang, baik lokal maupun wisatawan.
Evolusi dan Perkembangan
Pada awalnya, Gandrung Sewu berfungsi sebagai bagian dari upacara adat yang dilakukan pada malam hari. Pertunjukan ini melibatkan banyak penari yang mengenakan kostum berwarna-warni dan aksesori yang mencolok. Tarian ini dilakukan di lapangan terbuka, di bawah sorotan lampu yang menambah suasana dramatis dan magis.