Konfusius: Sang Guru Bijak yang Abadi, Menginspirasi Moralitas dan Harmoni
- istock
Pada masa itu, Tiongkok dilanda kekacauan dan korupsi. Konfusius bercita-cita untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan adil, di mana setiap individu memahami peran dan tanggung jawabnya.
Ia percaya bahwa kunci untuk mencapai tujuan ini adalah melalui pendidikan dan pengembangan karakter moral yang kuat.
Konfusius berkeliling dari satu negara bagian ke negara bagian lain, menawarkan nasihat kepada para penguasa dan pejabat tentang cara memerintah dengan bijaksana dan adil.
Namun, ajarannya seringkali diabaikan atau ditolak. Ia menghadapi banyak tantangan dan kesulitan dalam hidupnya, termasuk pengasingan dan kehilangan orang-orang yang dicintainya.
Meskipun demikian, Konfusius tidak pernah menyerah pada cita-citanya. Ia terus mengajar dan menulis, mengumpulkan sejumlah besar murid yang setia.
Ajarannya kemudian dihimpun dalam sebuah buku yang dikenal sebagai Lunyu atau Analek Konfusius, yang menjad karya sastra paling berpengaruh dalam sejarah Tiongkok.