Tradisi Penampan Suku Osing, Ritual Sakral Menyambut Lebaran di Banyuwangi
- https://www.google.com/url?sa=i&url=ht
Budaya, VIVA Banyuwangi –Masyarakat Suku Osing di Banyuwangi memiliki cara unik dalam menyambut Lebaran melalui tradisi Penampan, sebuah ritual yang menggabungkan nilai kebersamaan, penghormatan kepada leluhur, serta makna spiritual yang mendalam.
Berbeda dengan tradisi Lebaran di daerah lain, penampan tidak sekadar momen berkumpul keluarga, tetapi juga menjadi ajang mempererat hubungan antarwarga.
Dalam tradisi ini, warga Osing menggelar makan bersama di depan rumah masing-masing, menciptakan suasana kebersamaan dan keharmonisan sebelum memasuki bulan suci Ramadan.
"Ini adalah momen penting bagi kami, bukan hanya sekadar makan bersama, tetapi juga bentuk rasa syukur dan doa bagi keluarga serta masyarakat," ujar seorang pelestari adat Usik warga Desa Glagah, Banyuwangi.
Selain itu, penampan juga memiliki unsur sedekah kepada leluhur, di mana masyarakat menyajikan berbagai makanan khas seperti ketupat, lepet, dan jenang ketan sebagai simbol penghormatan dan harapan akan perlindungan dari para leluhur. Tradisi ini dipercaya dapat membawa keberkahan bagi seluruh komunitas.
Keunikan lain dari perayaan Lebaran suku Osing adalah tradisi Ider Bumi, yang digelar pada hari kedua Lebaran. Dalam ritual ini, warga berjalan mengelilingi desa sambil membawa sesaji sebagai bentuk doa tolak bala dan ungkapan syukur atas keselamatan selama setahun terakhir.
Bagi masyarakat Osing, Penampan lebih dari sekadar tradisi, ia adalah warisan leluhur yang terus dijaga agar nilai-nilai kebersamaan dan spiritualitas tetap hidup di tengah modernisasi. Dengan tetap melestarikan tradisi ini, Suku Osing menunjukkan bahwa adat dan budaya bisa tetap bertahan di tengah perubahan zaman.