Pesona Kain Ulos dan Songket: Mengungkap Keunikan Pakaian Adat Kota Binjai yang Jarang Tersorot

Pesona Kain Ulos dan Songket: Mengungkap Keunikan Pakaian
Sumber :
  • budayanesia

Budaya, VIVA Banyuwangi –Binjai, kota yang terletak di Sumatera Utara, tak hanya dikenal sebagai pusat perdagangan dan industri. Di balik modernitasnya, kota ini menyimpan kekayaan budaya yang sangat beragam, salah satunya adalah pakaian adatnya. Meski seringkali terkesan tertutup oleh sorotan terhadap kota-kota besar lainnya di Sumatera Utara, pakaian adat Binjai menyimpan pesona tersendiri yang patut untuk kita telaah lebih dalam.

Perpaduan Etnis yang Kaya

Mengungkap Keajaiban Festival Mejuah-Juah: Budaya, Mitos, dan Keindahan Tradisi Karo di Medan

Kota Binjai merupakan daerah yang multikultural, dihuni oleh berbagai suku bangsa seperti Melayu, Batak, dan Tionghoa. Perpaduan budaya inilah yang kemudian tercermin dalam kekayaan motif dan warna pada pakaian adatnya.

"Pakaian adat Binjai itu unik karena merupakan perpaduan dari berbagai pengaruh budaya," 

Menggali Tradisi Mangokkal Holi: Ritual Pengangkatan Tulang yang Sarat Makna dan Filosofi di Medan

"Ada pengaruh Melayu yang terlihat pada penggunaan songket, kemudian ada pengaruh Batak yang terlihat pada penggunaan ulos, dan ada juga pengaruh Tionghoa yang terlihat pada penggunaan warna-warna cerah dan detail sulaman."

Kain Ulos dan Songket: Simbol Identitas

Dua jenis kain yang paling menonjol dalam pakaian adat Binjai adalah ulos dan songket. Kain ulos, yang merupakan warisan budaya Batak, memiliki makna yang sangat dalam bagi masyarakat. Setiap motif pada kain ulos memiliki simbolisme tersendiri, mulai dari simbol kehidupan, kematian, hingga doa.

Menyelami Keberagaman Budaya: Pesona Tari Tor Tor di Kota Medan

"Ulos itu bukan sekadar kain, tapi juga merupakan doa dan harapan,"  "Setiap motif pada ulos memiliki makna yang sangat khusus, sehingga ketika seseorang mengenakan ulos, berarti ia sedang membawa doa dan harapan."

Sementara itu, kain songket, yang merupakan warisan budaya Melayu, dikenal karena keindahan motif tenunnya. Kain songket biasanya digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat baju kurung, kebaya, atau selendang.

Pakaian Adat untuk Berbagai Acara

Pakaian adat Binjai tidak hanya digunakan pada acara-acara adat seperti pernikahan atau upacara kematian, tetapi juga digunakan pada acara-acara sehari-hari. Perbedaan pada model dan aksesoris yang digunakan menunjukkan status sosial dan kedudukan seseorang dalam masyarakat.

Upaya Pelestarian

Meskipun memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi, keberadaan pakaian adat Binjai saat ini mulai tergeser oleh modernisasi. Namun, sejumlah komunitas dan perajin lokal terus berupaya melestarikan warisan budaya ini.

"Kami ingin anak cucu kami nanti tetap mengenal dan bangga dengan pakaian adat Binjai," . "Oleh karena itu, kami terus berupaya untuk mengembangkan motif-motif baru yang tetap berakar pada tradisi."