Ujian Nasional Akan Diadakan Lagi, Standar Kelulusan Baru Akan Dimulai pada Akhir 2025, Berlaku untuk SMA/SMK/MA?
- Sean Filo Muhammad/ANTARA
Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi –Setelah hampir lima tahun ditiadakan, Ujian Nasional (UN) akan kembali dilaksanakan di Indonesia dengan format baru pada akhir tahun 2025. Kebijakan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah (MA). Pelaksanaan UN yang dijadwalkan pada November 2025 mendatang ini akan diiringi dengan penerapan standar kelulusan baru yang menekankan pada kompetensi siswa, bukan sekadar nilai akademik.
Format Baru Ujian Nasional 2025
Berdasarkan informasi yang dikutip dari Antaranews, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjelaskan bahwa UN yang baru ini akan berbeda dari format sebelumnya. Menteri Pendidikan Nadiem Makarim menyebutkan bahwa ujian ini tidak lagi menjadi satu-satunya faktor penentu kelulusan siswa. Sebaliknya, evaluasi akan mencakup beberapa aspek, seperti:
- Proyek Kemanusiaan: Siswa diwajibkan menyelesaikan proyek berbasis masalah yang menunjukkan pemahaman mereka terhadap isu-isu sosial.
- Portofolio: Penilaian akan mencakup hasil karya siswa selama masa studi, termasuk keterampilan praktis untuk siswa SMK.
- Ujian Komprehensif: Ujian tertulis tetap dilakukan, tetapi dengan pendekatan yang menekankan kemampuan berpikir kritis dan analitis.
Selain itu, pelaksanaan UN akan berbasis teknologi digital untuk mengurangi potensi kecurangan dan memastikan efisiensi dalam penilaian.
Tujuan dan Dampak Pelaksanaan UN Baru
Pemerintah memutuskan untuk mengembalikan UN dengan format baru ini sebagai salah satu cara mengukur pencapaian kompetensi siswa secara nasional. Langkah ini juga bertujuan menyelaraskan kualitas pendidikan Indonesia dengan standar internasional.
Di sisi lain, keputusan ini memunculkan berbagai reaksi dari masyarakat. Para pendidik menyambut baik inovasi dalam format ujian, tetapi juga menyoroti perlunya pelatihan bagi guru dan siswa agar dapat beradaptasi dengan perubahan.
Khusus bagi siswa SMK, UN diharapkan dapat menjadi tolok ukur untuk memastikan mereka siap memasuki dunia kerja dengan keterampilan yang relevan. Sementara itu, siswa SMA dan MA akan lebih fokus pada penguasaan kemampuan analitis dan berpikir kritis sebagai persiapan menuju jenjang pendidikan tinggi.
Standar Kelulusan yang Lebih Ketat
Standar kelulusan pada UN 2025 disebut akan lebih ketat dibandingkan sebelumnya. Tidak hanya mengacu pada nilai ujian, siswa harus menunjukkan pencapaian tertentu dalam aspek non-akademik, seperti kreativitas, inovasi, dan kontribusi terhadap proyek komunitas.
Menteri Nadiem menegaskan bahwa perubahan ini bertujuan agar siswa tidak hanya belajar untuk menghafal, tetapi juga memahami konsep dan menerapkannya dalam kehidupan nyata. "Kita ingin mencetak generasi yang tidak hanya pintar di atas kertas, tetapi juga mampu memberikan solusi nyata bagi tantangan di sekitarnya," jelasnya.
Persiapan Menuju November 2025
Dalam mempersiapkan pelaksanaan UN ini, Kemendikbudristek akan melakukan beberapa langkah strategis, antara lain:
● Peningkatan Pelatihan Guru: Guru-guru akan mendapatkan pelatihan intensif untuk memahami format dan tujuan UN baru.
● Simulasi Ujian: Simulasi UN akan diadakan di setiap sekolah pada pertengahan 2025 untuk mempersiapkan siswa menghadapi ujian.
● Fasilitas Teknologi: Pemerintah akan memastikan sekolah memiliki fasilitas teknologi yang memadai untuk mendukung pelaksanaan UN berbasis digital.