Penyebab Kedutan Pada Mata, Dari Gaya Hidup Hingga Kondisi Kesehatan

Ilustrasi seseorang yang sedang memegang matanya
Sumber :
  • Freepik @stockking

Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi – Kedutan mata, atau secara medis disebut myokymia, adalah kontraksi otot kelopak mata yang tidak disengaja dan berulang. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan seringkali hilang dengan sendirinya. Namun, dalam beberapa kasus, kedutan mata bisa menjadi gejala dari kondisi medis yang lebih serius.

Daftar Film Horor Indonesia Berdasarkan Kisah Nyata, Kisah Kelam yang Difilmkan

Di sisi lain, masyarakat seringkali mengaitkan kedutan mata dengan mitos dan kepercayaan yang berbeda-beda. Ada yang percaya bahwa kedutan mata kanan adalah pertanda baik, sementara kedutan mata kiri dianggap sebagai pertanda buruk. Meskipun mitos-mitos ini telah diwariskan dari generasi ke generasi, penting untuk diingat bahwa penjelasan medis memberikan landasan ilmiah yang lebih kuat dalam memahami fenomena kedutan pada mata.

Berikut adalah penyebab kedutan mata secara medis yang lebih lengkap:

Faktor Gaya Hidup

15 Rekomendasi Drakor Adaptasi Webtoon yang Mencuri Perhatian, Lengkap dengan Sinopsis

1. Kelelahan dan Kurang Tidur

Otot-otot di sekitar mata sangat sensitif terhadap kelelahan. Kurang tidur dapat mengganggu fungsi saraf yang mengendalikan otot-otot ini, sehingga menyebabkan kontraksi yang tidak disengaja.

5 Rahasia Komunikasi Ampuh agar Hubungan Makin Harmonis!

2. Stres

Stres memicu pelepasan hormon seperti adrenalin, yang dapat memengaruhi sistem saraf. Hal ini dapat menyebabkan ketegangan otot, termasuk otot kelopak mata.

3. Kafein dan Alkohol

Kafein adalah stimulan yang dapat meningkatkan aktivitas saraf, sementara alkohol dapat mengganggu fungsi saraf. Keduanya dapat menyebabkan otot-otot berkontraksi secara tidak teratur.

4. Iritasi Mata

Mata kering, alergi, atau iritasi akibat benda asing dapat menyebabkan kelopak mata menjadi sensitif dan mudah berkedut. Penggunaan komputer atau gawai dalam waktu lama juga dapat menyebabkan mata lelah dan kering, yang memicu kedutan.

5. Kekurangan Nutrisi

Kekurangan magnesium atau elektrolit lainnya dapat memengaruhi fungsi otot dan saraf, yang berpotensi menyebabkan kedutan mata.

6. Efek Samping Obat

Beberapa obat, seperti obat-obatan untuk psikosis, dapat menyebabkan efek samping berupa kedutan otot.

Kondisi Medis

1. Blefarospasme Esensial Jinak

Ini adalah kondisi neurologis yang menyebabkan kontraksi kelopak mata yang tidak terkendali, sering kali pada kedua mata.

Penyebab pasti blefarospasme tidak diketahui, tetapi diduga terkait dengan gangguan pada ganglia basalis, bagian otak yang mengendalikan gerakan otot.

2. Hemifacial Spasm

Kondisi ini melibatkan kontraksi otot yang tidak disengaja pada satu sisi wajah, termasuk kelopak mata.

Hemifacial spasm sering kali disebabkan oleh kompresi saraf wajah oleh pembuluh darah.

3. Gangguan Saraf Lainnya

Dalam kasus yang jarang terjadi, kedutan mata dapat menjadi gejala dari kondisi neurologis yang lebih serius, seperti:

o   Bell's palsy: Kelemahan atau kelumpuhan otot wajah.

o   Multiple sclerosis (MS): Penyakit autoimun yang memengaruhi sistem saraf pusat.

o   Distonia: Gangguan gerakan yang menyebabkan kontraksi otot yang tidak disengaja.

o   Penyakit Parkinson: Gangguan neurodegeneratif yang memengaruhi gerakan.

4. Mata Kering

Mata kering adalah kondisi umum yang terjadi ketika mata tidak menghasilkan cukup air mata untuk melumasi dan menutrisi permukaannya. Mata kering dapat menyebabkan iritasi dan ketidaknyamanan, yang dapat memicu kedutan kelopak mata.

5. Alergi Mata

Alergi mata, juga dikenal sebagai konjungtivitis alergi, terjadi ketika mata bereaksi terhadap alergen seperti serbuk sari, bulu hewan peliharaan, atau debu. Reaksi alergi ini dapat menyebabkan mata gatal, merah, dan berair, serta kedutan kelopak mata.

Kapan Harus ke Dokter

Meskipun kedutan mata umumnya tidak berbahaya, Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter jika:

  • Kedutan berlangsung selama beberapa minggu.
  • Kelopak mata menutup sepenuhnya saat kedutan.
  • Kedutan disertai dengan gejala lain seperti mata merah, bengkak, atau keluar cairan.
  • Kedutan menyebar ke bagian wajah lainnya.
  • Kedutan disertai dengan kelumpuhan wajah.

Penting untuk diingat bahwa diagnosis yang tepat hanya dapat diberikan oleh dokter. Jika Anda mengalami kedutan mata yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter mata atau ahli saraf.