Hustle Culture? Chill Dulu, Produktivitas Gak Harus Sakit Kepala

Hustle Culture, Tips agar tidak burn-out ala Gen-Z.
Sumber :
  • https://jakartaconsulting.com/id/tips-mengatasi-hustle-culture-dan-toxic-productivity/

Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi –Di era digital yang serba cepat, generasi Z hidup dalam tekanan untuk terus produktif. Media sosial penuh dengan narasi “grind every day” dan standar keberhasilan yang diukur dari seberapa sibuk seseorang. Budaya kerja keras tanpa henti atau hustle culture ini terlihat keren, tapi sering kali berdampak negatif pada kesehatan mental.

Tips Praktis Menyimpan Jamur, Menghindari Tekstur Lembek dan Berlendir

Hustle culture menanamkan ide bahwa individu harus tetap berusaha dengan giat, bahkan di luar waktu kerja resmi. Konsep ini mulai muncul dari dunia startup di Silicon Valley, tetapi sekarang telah menyebar ke berbagai bidang. Generasi Z yang dibesarkan dengan kehadiran internet dan teknologi adalah yang paling terpengaruh oleh budaya ini.

Sayangnya, banyak Gen Z yang merasakan kelelahan berlebih. Kelelahan ini bukan hanya sekadar keletihan fisik, melainkan juga keputusasaan emosional dan mental yang berkepanjangan. Riset dari Yohana (2024) menunjukkan bahwa tingkat burnout di kalangan Gen Z mengalami lonjakan signifikan, terutama setelah pandemi. Tekanan untuk terus produktif tanpa henti membuat banyak generasi muda merasa terjebak dalam lingkaran kerja yang melelahkan.

Tips Diet Paling Gampang Untuk Kurusin Badan Tanpa Ribet

Namun, apakah semua produktivitas harus dikorbankan? Tentu tidak. Ada cara untuk tetap produktif tanpa harus mengorbankan kesehatan mental.

1. Kenali Batas Diri Penting untuk memahami kapasitas diri. Gen Z perlu belajar bilang “cukup” ketika merasa kewalahan. Ini bukan berarti menyerah, tapi memberi ruang untuk istirahat.

Hidup Tenang Ala Kamu Sendiri, Bukan Kata Orang

2. Prioritaskan Tugas Bukan semua harus dikerjakan sekaligus. Gunakan metode seperti Eisenhower Matrix atau to-do list harian untuk memilah mana yang penting dan mendesak.

3. Terapkan Work Life Balance Pisahkan waktu kerja dan waktu pribadi. Jangan biarkan notifikasi kerja mencuri waktu istirahatmu. Ciptakan jadwal yang realistis dan fleksibel.

Halaman Selanjutnya
img_title