Kreatifitas Petani di Lahan Pertanian Minim Pasokan Air, Seperti Ini Caranya
- Dovalent Vandeva Derico/VIVA Banyuwangi
Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Tinggal di daerah yang minim ketersediaan air untuk kebutuhan pertanian, tidak membuat petani berpangku tangan. Saat musim kemarau, lahan pertanian mati suri karena pasokan air hujan terhenti.
Dikenal sebagai Desa yang memiliki keterbatasan pasokan air untuk lahan pertanian. Tidak membuat petani di Desa Sidowangi Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi menyerah.
Mereka tetap bercocok tanam di lahan pertanian mereka dengan menggunakan pola tumpangsari beberapa tanaman di satu lahan dalam waktu nyaris bersamaan.
"Biasanya petani menanam Jagung, cabai dan tembakau dalam periode tertentu. Kadang kala ada tanaman sayur seperti terong dan kacang kacangan," tutur Kepala Desa Sidowangi Muansin di kantornya.
Tanaman tersebut dipilih karena tidak membutuhkan air yang melimpah hingga mampu ditanam di lahan pertanian tadah hujan. Yang tidak memiliki pasokan air untuk pertanian yang cukup.
"Petani rata2 panen sekali dalam setahun. Saat musim kemarau, hasil panen kurang maksimal. Malahan ada beberapa lahan pertanian dibiarkan mati suri saat musim kemarau," ujar Muansin pada banyuwangi.viva.co.id
Jika pasokan air mencukupi, bukan tidak menutup kemungkinan. Panen bisa didapatkan petani bisa mencapai 2 atau 3 kali dalam setahun.