Akhir Era Bashar al-Assad: Damaskus Dibebaskan, Suriah Memulai Babak Baru
- IG: @apure24h_
Suriah, VIVA Banyuwangi –Damaskus telah berubah. Suara takbir menggema di jalan-jalan, warga tumpah ruah merayakan kebebasan yang lama dinanti. Pemerintahan Bashar al-Assad, yang dikenal sebagai salah satu rezim paling otoriter di Timur Tengah, kini hanya tinggal sejarah.
Setelah lebih dari satu dekade kekerasan dan pergolakan, rakyat Suriah akhirnya menyaksikan akhir pemerintahan Bashar al-Assad. Dalam langkah dramatis, pemberontak berhasil menyapu Damaskus dan mendeklarasikan kota itu sebagai "dibebaskan." Momen ini menjadi puncak dari serangkaian kemenangan kilat pemberontak di berbagai kota utama Suriah, yang menandai pergeseran kekuatan besar di wilayah yang strategis ini.
Sebuah pernyataan mengejutkan datang dari kementerian luar negeri Rusia, yang mengonfirmasi bahwa Bashar al-Assad telah meninggalkan Suriah.
"Presiden Assad memutuskan untuk meninggalkan jabatan presiden dan meninggalkan negara itu, memberikan instruksi untuk mentransfer kekuasaan secara damai," Demikian pernyataan resmi tersebut. Menariknya, Rusia, yang sebelumnya menjadi pendukung utama rezim Assad, mengaku tidak terlibat dalam negosiasi pengunduran diri ini.
Perdana Menteri Suriah juga muncul dalam sebuah video, dikawal oleh pasukan pemberontak, menyatakan bahwa pemerintah akan mendukung setiap kepemimpinan yang dipilih rakyat. Sementara itu, para pemimpin pemberontak, yang didominasi oleh kaum Islamis, memberikan jaminan bahwa hak-hak minoritas akan dihormati di bawah pemerintahan baru.
Reaksi internasional beragam. Pejabat AS menyebut kejatuhan Assad sebagai pukulan telak bagi pengaruh Iran di Timur Tengah. Selama bertahun-tahun, rezim Assad dikenal sebagai sekutu utama Teheran, bersama dengan kelompok proksi seperti Hezbollah dan Hamas. Namun, dalam konflik yang berlangsung 14 bulan terakhir, dukungan Iran terhadap proksi-proksi ini terbukti goyah.
Bagi rakyat Suriah, euforia ini adalah awal dari harapan baru. Namun, tantangan besar menanti. Negara ini harus segera membangun kembali institusi yang hancur dan memastikan transisi kekuasaan berjalan tanpa kekerasan. Stabilitas Suriah kini menjadi sorotan dunia, karena posisinya yang krusial bagi peta politik Timur Tengah.