Formappi: DPR di Ujung Tanduk, Publik Menunggu Bukti, Bukan Jargon!
- IG: @alivikry
Jakarta, VIVA Banyuwangi –Bayangkan sebuah lembaga yang digadang-gadang sebagai wakil rakyat, tetapi justru berada di posisi terbawah dalam daftar lembaga paling dipercaya. Ironis? Itulah kenyataan yang harus diterima DPR RI hari ini. Jika ingin kembali mendapatkan kepercayaan publik, DPR harus melakukan perubahan nyata—bukan sekadar slogan kosong.
Survei terbaru dari Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada 27 Januari 2025 menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan publik terhadap DPR berada di peringkat ke-10 dari 11 lembaga negara. Sementara itu, Presiden masih menjadi lembaga dengan tingkat kepercayaan tertinggi. Fakta ini menegaskan bahwa citra DPR di mata masyarakat masih sangat buruk dan sulit diperbaiki hanya dengan retorika semata.
Menurut Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus, rendahnya kepercayaan publik terhadap DPR bukan hanya masalah periode 2024-2029, tetapi juga warisan dari periode-periode sebelumnya. Setiap lima tahun sekali, wajah DPR berubah, tetapi citra dan kinerjanya tetap stagnan. Ini menunjukkan bahwa pergantian anggota DPR belum tentu membawa perubahan berarti bagi publik.
Salah satu faktor utama yang memperburuk citra DPR adalah lemahnya kinerja dalam menjalankan fungsi legislasi, penganggaran, dan pengawasan. Alih-alih menjadi benteng kepentingan rakyat, DPR justru lebih sering terlihat berpihak kepada elit. Banyak kebijakan yang lahir tanpa melibatkan aspirasi masyarakat secara bermakna, membuat kehadiran DPR lebih terasa sebagai formalitas ketimbang lembaga yang benar-benar mewakili rakyat.
Lucius menekankan bahwa jika DPR ingin kembali dipercaya, mereka harus berhenti menjadi "penonton" dan mulai benar-benar menjalankan fungsinya dengan transparan dan akuntabel. Perubahan tata kelola yang nyata dan hasil kinerja yang memadai adalah satu-satunya cara untuk memperbaiki citra DPR di mata publik.
Rakyat punya hak untuk menuntut perwakilan yang benar-benar bekerja demi kepentingan mereka. Jangan diam! Pantau kinerja DPR, suarakan pendapat, dan awasi kebijakan yang mereka buat. DPR bukanlah menara gading yang kebal kritik—mereka adalah wakil rakyat yang harus bertanggung jawab kepada kita semua. Sudah saatnya kita menuntut perubahan, bukan hanya mendengar janji kosong!