Penumpang Truk Logistik Tujuan Bali dan Lombok Dimonopoli. Sumail: Ini Bisnis Tidak Sehat

Truk logistik parkir di tempat peristirahatan truk di dekat pelabuhan
Sumber :
  • Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi

Polresta Banyuwangi Perketat Pengamanan Pelabuhan Ketapang: Ops Puri Agung II 2024

Praktek dugaan monopoli penumpang truk logistik tujuan Bali dan Lombok yang melalui Penyebrangan Tanjung Wangi dan Pelabuhan Ketapang oleh pihak ketiga, dinilai merupakan persaingan bisnis tidak sehat. Sumail Abdullah akan berkoodinasi dengan pihak terkait untuk melakukan langkah solusinya.

Banyaknya penyedia jasa di pelabuhan Ketapang dan Tanjung Wangi, diduga memunculkan praktek bisnis monopoli penumpang terutama truk logistik tujuan Bali atau pun Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Hadir Kembali, KA Mutiara Timur Tambah Alternatif Pilihan Kereta Api Surabaya - Banyuwangi

Hal itu terungkap dari Informasi yang disampaikan Anggota DPR-RI, Sumail Abdullah pada Banyuwangi.viva.co.id yang berhasil menemukan dugaan praktek tersebut.

Truk logistik parkir di tempat peristirahatan truk di dekat pelabuhan

Photo :
  • Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi
Imbangi Pengamanan KTT IAF di Bali, Polisi Periksa Kapal dan Penumpang di Pelabuhan Jangkar

"Ada informasi dari masyarakat. Kemudian saya coba lakukan cross chek awal, ternyata informasinya cukup bisa dipercaya," kata Sumail secara eksklusif pada Banyuwangi.viva.co.id.

Sumail menjelaskan, dalam modus operandinya. Monopoli terhadap penumpang dilakukan oleh vendor atau pihak ketiga demi kepentingan pihak perusahaan penyedia jasa penyebrangan tertentu.

"Saya menduga truk logistik yang parkir di seputaran (Grand Wisata) Watudodol dan selatan Jembatan Timbang, itu bukan tanpa alasan. Pasti ada kaitannya," tutur Sumail.

Truk logistik parkir di tempat peristirahatan truk di dekat pelabuhan

Photo :
  • Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi

Menurut informasi yang Sumail terima, kendaraan tersebut sengaja di parkir di lokasi-lokasi tersebut untuk menunggu jam sandar kapal dari perusahaan tertentu.

"Jadi nanti saat kapal yang dimaksud akan sandar, maka vendor akan mengarahkan para pengemudi truk itu. Secara otomatis, maka langsung masuk kapal yang dimaksud," ujar Anggota Fraksi Partai Gerindra itu.

Pengemudi sendiri, tambah Sumail. Akan mendapatkan intensif dari perusahaan pengelola jasa penyebrangan dengan menyebut sebagai uang makan yang nilai beragam sesuai dengan kesepakatan.

Kondisi Pelabuhan Ketapang

Photo :
  • Fitri Anggiawati/VIVA Banyuwangi

"Jika ini benar terbukti. Berarti telah terjadi persaingan bisnis yang tidak sehat. Jika tetap dibiarkan, bisa menjadi preseden buruk kedepannya," tambah Anggota Komisi V tersebut.

Sumail juga menduga, sepinya peminat di Pelabuhan Jangkar untuk penyebrangan tujuan Lombok bisa juga dipicu persaingan bisnis antar perusahaan penyedia jasa penyebrangan itu sendiri.

"Saya pikir logis dan masuk akal. Mereka (pengemudi truk) ingin menyebrang di sana (Jangkar) tapi harga mahal dan tidak dapat apa-apa (Intensif). Pasti memilih ke sini (Pelabuhan Tanjung Wangi dan Ketapang) karena murah dan dapat bonus (intensif)," jlentreh Sumail pada Banyuwangi.viva.co.id.

 

Sejumlah langkah kini tengah disiapkan Sumail Abdullah guna mencari solusi atas munculnya dugaan persaingan bisnis pelayaran yang tidak sehat tersebut