Kejaksaan Buenos Aires Tetapkan 5 Tersangka dalam Kasus Pembunuhan Liam Payne
- www.people.com
Setelah menyelidiki selama beberapa waktu, Andrés Esteban Madrea, yang juga Kepala Kantor Kejaksaan Pidana dan Pemasyarakatan Nasional Argentina mengatakan bahwa sebelum meninggal dunia, Payne menerima paket pengiriman narkotika sebanyak empat kali.
Pertama di tanggal 14 Oktober sebanyak dua kali, di mana paket narkotika yang dikirim adalah kokain. Paket ini, dikirim oleh kurir yang bernama Braian Paiz. Kemudian di tanggal 15 dan 16 Oktober, Payne kembali menerima paket kokain (satu hari satu paket) dari karyawan hotel yang bernama Ezequiel Pereyra.
Pihak Kejaksaan juga sempat memeriksa CCTV yang ada di lobi hotel, di mana ternyata, beberapa saat sebelum meninggal dunia, Payne tertangkap sempat kehilangan kesadaran di lobi hotel. Kemudian manajer hotel yakni Gilda Martin dan resepsionis hotel yakni Esteban Grassi, menginisiasi beberapa orang untuk membawa Payne ke kamar.
Namun setelah membaringkan Payne di kamar, Martin, Grassi dan tiga orang yang menggotong Payne pergi meninggalkan kamar. Nahasnya, tidak lama setelah Payne kembali ke kamar, ia sadar dan mungkin panik atau mengalami halusinasi, hingga akhirnya ia melarikan diri dari balkon kamar.
“Kami menganggap hal ini sebagai kelalaian. Seharusnya korban tidak dibawa ke kamar yang punya fasilitas balkon. Karena itu jelas-jelas tidak aman. Seharusnya ia dibawa ke tempat yang lebih aman dan harus didampingi setidaknya sampai dokter datang,” kata Madrea.
Karena hal ini, Jaksa Madrea mengajukan untuk terus mengawal kasus ini sampai tuntas. Dan hari Senin kemarin, Kantor Kejaksaan Argentina akhirnya menetapkan lima tersangka yang diduga terlibat secara tidak langsung dalam kematian Payne.
Selain Gilda Martin, Esteban Grassi, Ezequiel Pereyra dan Braian Paiz, Hakim Laura Bruniard menetapkan bahwa ada satu orang lagi yang juga terlibat dalam kasus ini. Ia adalah Roger Nores yang merupakan teman sekaligus katanya, adalah manajer Payne.