Potensi Desa Jamur di Banyuwangi yang Produksinya Menembus Luar Pulau

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani memanen jamur
Sumber :
  • Istimewa / VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Kabupaten Banyuwangi dikenal dengan keberagaman budaya serta potensi tanahnya yang sangat subur. Beragam varian hasil pertanian serta budidaya tanaman dan buah berhasil dikembangkan di Kabupaten Banyuwangi. Potensi produksinya yang bagus, mampu menembus pasar hingga luar Pulau.

Menyusuri Jejak Cinta: Destinasi Liburan Romantis untuk Pasangan di Indonesia

Seperti potensi tanaman jamur yang terus dikembangkan warga Dusun Glowong, Desa Wringinagung, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur.

 

Jelajahi Pesona Indonesia: Destinasi Wisata Terpopuler yang Memikat Hati

Warga merintis usaha jamur sejak Tahun 2006 lalu, kini terus menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan bagi perekonomian masyarakat setempat.

 

1,2 Juta Penumpang Dipredikasi Melintas di Pelabuhan Ketapang saat Nataru, Wamenhub Sidak!

Awalnya, hanya satu dua warga yang memulai usaha budidaya jamur ini, namun kini hampir sebagian besar warga menjadikan jamur sebagai budidaya di Dusun Glowong.

 

“Kini sudah ada ratusan warga yang terlibat dalam budidaya jamu ini. Pelan tapi pasti, peminatnya terus bertambah,” ujar Sugianto, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Jamur Mekarjaya.

 

Pada awalnya, warga membudidayakan jamur masih sendiri-sendiri dan belum mendapatkan pelatihan khusus terkait budidaya serta pemasaran.

 

“Waktu masih sendiri-sendiri, banyak yang mengalami kesulitan. Mulai cara budidaya hingga pemasaran,” tutur Sugianto pada Jurnalis.

 

Setelah dibentuk pada Tahun 2006, warga yang melakukan budidaya jamur mulai mendapatkan hasil dari jerih payahnya.

 

“Budidaya jamur jauh lebih mudah. Seluruh hasil panen disetorkan dibeli oleh kelompok. Jadi warga sudah tidak perlu repot lagi memikirkan pemasarannya,” kata Ketua Poktan Jamur Mekarjaya..

 

Setiap hari, sedikitnya 500 hingga 700 kilogram jamur bisa dihasilkan dalam kemasan 500 gram. Dengan hasil panen tersebut, dalam sebulan mampu menghasilkan jamur hingga 15 ton dengan omset mencapai 360 juta.

 

“Hasil produksi jamur tersebut dikirim ke seluruh pasar yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Untuk kota lain, pengiriman juga ke Jember, Surabaya dan Bali. Itu rutin setiap hari,” jelas Sugianto.

 

Bukan hanya memasarkan jamur mentahan, warga Dusun Glowong juga sudah mulai berkreasi dengan menciptakan kudapan dengan bahan dasar jamur, yang cita rasanya enak dan gurih.

 

“Rasanya enak, empuk dan legih. Gurihnya juga ada. Ini bisa menjadi peluang baru yang cukup menjanjikan dari produksi jamur olahan,” ucap Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandan saat mencicipi kudapan jamur crispy.

 

Pemkab Banyuwangi telah memberikan dukungan penuh para warga Dusun Glowong untuk mengembangkan usaha budidaya jamur tersebut.

Wisata budidaya jamur juga mulai dirintis warga agar saat ada tamu yang berkunjung ke Dusun Glowong bisa melihat budidaya jamur serta menikmati olahan kudapan berbahan jamur.