Gunung Semeru Erupsi Tiga Kali dalam Sehari: Warga Diminta Waspada!
- Dok. PVMBG/ VIVA Banyuwangi
Lumajang, VIVA Banyuwangi –Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya yang meningkat pada Jumat, 16 Agustus 2024.
Berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Semeru mengalami tiga kali erupsi sejak dini hari hingga pagi hari.
Erupsi ini menambah kekhawatiran warga sekitar yang harus terus waspada terhadap potensi bahaya.
Erupsi Pertama: Pukul 05:20 WIB
Erupsi pertama dilaporkan terjadi pada pukul 05:20 WIB.
Petugas PVMBG, Liswanto, menyatakan bahwa ketinggian kolom abu teramati mencapai sekitar 788 meter di atas puncak atau kurang lebih 4.464 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu yang keluar dari puncak gunung tampak berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang dan bergerak ke arah barat daya.
Erupsi Kedua: Pukul 05:48 WIB
Tak lama berselang, sekitar pukul 05:48 WIB, erupsi kedua terjadi.
Menurut Liswanto, tinggi kolom abu erupsi kali ini sekitar 500 meter di atas puncak atau 4.176 meter di atas permukaan laut.
Arah pergerakan abu tetap menuju barat daya dengan intensitas yang masih sedang.
Saat laporan ini diterima, erupsi masih berlangsung, menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Semeru belum sepenuhnya mereda.
Erupsi Ketiga: Pukul 08:53 WIB
Erupsi ketiga terjadi pada pukul 08:53 WIB, dengan kolom abu yang mencapai ketinggian sekitar 700 meter di atas puncak atau 4.376 meter di atas permukaan laut.
Petugas PVMBG lainnya, Mukdas Sofian, melaporkan bahwa kolom abu kali ini lebih tebal dan bergerak ke arah tenggara dan selatan.
"Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 143 detik," ungkap Mukdas.
Hal ini menandakan bahwa Gunung Semeru masih dalam kondisi aktif dan berpotensi untuk meletus kembali.
Status Waspada dan Imbauan PVMBG
Seiring dengan meningkatnya aktivitas vulkanik, PVMBG menetapkan status Gunung Semeru pada Level II (Waspada).
Dalam situasi ini, PVMBG memberikan beberapa rekomendasi penting bagi masyarakat setempat dan wisatawan.
Pertama, warga diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak mendekati area sekitar 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena ada potensi aliran lahar dan perluasan awan panas hingga jarak 17 km dari puncak.
"Ini adalah langkah preventif untuk mencegah korban jiwa akibat bencana alam yang tidak terduga," jelas PVMBG dalam laporan resminya.
Tidak hanya itu, PVMBG juga merekomendasikan agar tidak ada aktivitas dalam radius 5 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru.
Daerah ini dianggap sangat berbahaya karena adanya kemungkinan lontaran batu pijar yang bisa mengancam keselamatan.
Waspadai Potensi Awan Panas dan Lahar
Selain ancaman dari lontaran batu pijar, PVMBG juga mengingatkan masyarakat akan potensi terjadinya awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar.
Ancaman ini terutama berada di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, seperti di Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
Bahkan, potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan juga tidak boleh diabaikan.
Aktivitas vulkanik Gunung Semeru yang meningkat pada Jumat pagi ini mengingatkan kita semua akan pentingnya selalu waspada dan siap menghadapi kemungkinan terburuk.
Masyarakat di sekitar Gunung Semeru diharapkan untuk selalu mengikuti petunjuk dan rekomendasi dari PVMBG serta tidak mengabaikan peringatan yang diberikan.
Dengan demikian, potensi bahaya dapat diminimalkan, dan keselamatan warga dapat lebih terjamin.