Tragedi Kebakaran Tragis, Milawati Meninggal Dunia dalam Perjalanan ke RS Surabaya

Mendiang Milawati saat di Rumah Sakit
Sumber :
  • Istimewa/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Tragedi memilukan menimpa Milawati (17), seorang gadis asal Dusun Panjen, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu. Pada Senin, 12 Agustus 2024, kebakaran hebat melanda kamar rumahnya, menyebabkan luka bakar parah yang meliputi hampir seluruh tubuhnya.

Menikmati Kembali Festival Ngopi Sepuluh Ewu Banyuwangi

Meski upaya penyelamatan telah dilakukan, takdir berkata lain.

Milawati menghembuskan napas terakhir dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Dokter Suetomo Surabaya.

Awal Mula Kebakaran: Mimpi yang Pupus di Tengah Tidur

Banyuwangi Jadi Tuan Rumah Olimpiade Sains dan Matematika Asia

Kebakaran yang merenggut nyawa Milawati terjadi saat dia sedang tertidur lelap di kamarnya.

Saat api mulai melahap bagian rumah, Milawati tidak sempat menyadari bahaya yang mengintai.

Penuh Tradisi, Cara Desa Adat Kemiren Banyuwangi Rayakan Hari Jadinya

Rumah milik ibunya, Ruswati (50), hampir habis dilalap api, menyisakan trauma dan duka mendalam bagi keluarga dan warga sekitar.

"Milawati sedang tidur di kamar saat kebakaran terjadi. Api begitu cepat menyebar, membuat kami tak mampu menyelamatkannya tepat waktu," ungkap salah satu tetangga yang pertama kali melihat kobaran api.

Perjuangan Melawan Maut Dengan Segala Upaya Medis

Setelah kejadian, Milawati segera dilarikan ke Rumah Sakit Bangil dalam kondisi kritis.

Dokter Sugiyo Sastro, Humas RSUD Genteng, mengungkapkan bahwa sekitar 90 persen tubuh Milawati mengalami luka bakar, dengan wajahnya menjadi satu-satunya bagian tubuh yang relatif selamat dari luka bakar parah.

"Kami sudah melakukan berbagai upaya, termasuk pembersihan luka untuk mencegah infeksi, namun kondisinya sangat memprihatinkan," jelas Sugiyo.

Dalam kondisi yang sangat kritis, tim medis memutuskan untuk merujuk Milawati ke Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya, yang memiliki fasilitas lebih lengkap untuk menangani kasus luka bakar parah.

Namun, proses stabilisasi kondisi pasien menjadi tantangan tersendiri.

"Saat itu, prioritas utama kami adalah menstabilkan kondisi Milawati sebelum merujuknya. Sangat berbahaya kondisi luka bakar yang parah seperti ini," tambah Sugiyo.

Kabar Duka dari Perjalanan Terakhir

Perjalanan menuju Surabaya seharusnya menjadi harapan terakhir bagi keluarga Milawati untuk menyelamatkan nyawanya.

Namun, harapan itu pupus saat kabar duka datang di tengah perjalanan.

"Kondisi pasien yang dirujuk ke Surabaya tidak tertolong saat dilakukan rujukan," terang pihak Rumah Sakit Bangil.

Milawati dinyatakan meninggal dunia, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, teman, dan seluruh masyarakat Desa Jambewangi.

Kehilangan yang Tak Tergantikan: Duka Mendalam bagi Keluarga dan Warga

Kepergian Milawati meninggalkan luka yang dalam, tidak hanya bagi keluarganya, tetapi juga bagi warga Desa Jambewangi yang selama ini mengenalnya sebagai sosok gadis muda yang ceria dan berprestasi.

Keluarga hanya bisa berharap agar Milawati tenang di alam sana.

"Dia adalah anak yang baik, rajin, dan penuh semangat. Kami sangat kehilangan dia," ungkap Ruswati, ibunda Milawati, dengan mata berkaca-kaca.

Warga Desa Jambewangi turut berduka dan memberikan penghormatan terakhir kepada Milawati.

Mereka berbondong-bondong datang ke rumah duka untuk memberikan dukungan moral kepada keluarga yang ditinggalkan.