Akibat Hal ini PT Timah Alami Kerugian Rp 951 Miliar

Jakarta, VIVA Banyuwangi –PT Timah Tbk, salah satu produsen timah terbesar di Indonesia, dilaporkan mengalami kerugian signifikan sebesar Rp 951 miliar akibat kerjasama dengan smelter swasta.

Kerugian ini terungkap dalam persidangan yang melibatkan mantan direktur PT Timah, yang diduga mengambil keputusan tanpa kajian yang matang.

Saksi dalam persidangan menyebutkan bahwa kerjasama ini tidak menguntungkan dan menyebabkan perusahaan merugi besar.

Akibat Smelter Swasta

Menurut keterangan yang diberikan oleh saksi dalam persidangan, kerjasama antara PT Timah dan smelter swasta tersebut dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan kapasitas produksi.

Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa smelter swasta tidak mampu memenuhi target yang telah disepakati, sehingga mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas produksi.

Hal ini berdampak langsung pada performa keuangan PT Timah, yang terpaksa menanggung kerugian besar.

Kerjasama Tanpa Kajian Resiko

Dalam persidangan tersebut, juga diungkapkan bahwa keputusan untuk melakukan kerjasama ini tidak melalui kajian risiko yang mendalam.

Mantan direktur PT Timah yang terlibat dalam pengambilan keputusan ini dituduh bertindak gegabah dan tidak mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap perusahaan.

"Kerugian sebesar ini seharusnya bisa dihindari jika manajemen melakukan kajian yang lebih komprehensif sebelum menjalin kerjasama," ujar saksi.

Pengelolaan Sumber Daya Alam

Kasus ini menambah daftar panjang tantangan yang dihadapi PT Timah dalam beberapa tahun terakhir.

Sebagai perusahaan milik negara, PT Timah dituntut untuk bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya alam Indonesia dengan lebih baik.

Pemerintah dan para pemangku kepentingan diharapkan dapat mengevaluasi kembali strategi bisnis perusahaan ini untuk mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan.

Langkah Cepat Pemulihan

Kerugian sebesar Rp 951 miliar ini tidak hanya merugikan PT Timah, tetapi juga mempengaruhi perekonomian nasional, mengingat sektor pertambangan timah merupakan penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia.

Oleh karena itu, investigasi lebih lanjut diperlukan untuk memastikan adanya langkah-langkah pemulihan dan pencegahan yang tepat.