Kebaikan Menyelamatkan Siswa Korban Bullying Berangkat Umrah, Kisah Haru dari Pasuruan
- Reconstantine Jeneva Carravello/ VIVA Banyuwangi
Pasuruan, VIVA Banyuwangi –Keberangkatan seorang siswa SMA di Kota Pasuruan, N-S, yang sebelumnya mengalami perundungan berat oleh teman sekelasnya, telah membawa haru bagi keluarga dan warga sekitar.
Siswa ini, ditemani oleh ibunya, Kustiani, berangkat umroh ke Tanah Suci Mekkah sebagai bagian dari upaya pemulihan dirinya.
Perjalanan tersebut merupakan hadiah dari seorang alumni SMAN 4 Pasuruan, Decky Tri Yoga, yang kini bertugas sebagai anggota Polri di Polda Jawa Timur.
Kejadian ini terjadi pada Sabtu pagi, ketika rumah sederhana keluarga N-S di Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Pasuruan, tampak dipenuhi kerabat dan warga sekitar yang datang untuk memberi dukungan moral.
Dalam suasana yang penuh khusyuk, lantunan azan yang dikumandangkan oleh Suyat, ayah N-S, mengiringi keberangkatan awal menuju Mekkah.
"Tidak menyangka saya bisa pergi umroh bersama anak saya," ujar Kustiani dengan suara bergetar, menandakan rasa syukur mendalam atas kesempatan ini.
Dukungan Moral dan Spiritual dari Alumni
Dukungan untuk N-S datang dari berbagai pihak, termasuk Decky Tri Yoga, sosok dermawan yang berperan penting dalam terlaksananya perjalanan umroh ini.
Decky, alumni SMAN 4 Pasuruan yang kini bertugas sebagai polisi, mengaku terharu dan berharap ibadah umroh ini dapat membawa keberkahan bagi N-S.
“Saya hanya ingin memberi dukungan moral dan spiritual untuk N-S. Semoga ibadah mereka diterima dan menjadi mabrur,” ujar Decky dengan penuh harapan.
Keberangkatan ini tidak hanya menjadi momen istimewa bagi N-S dan keluarganya, tetapi juga bagi lingkungan sekitar.
Para tetangga turut serta mengantar mereka hingga ke ujung gang rumah. Setiap langkah menuju kendaraan yang akan membawa mereka ke Bandara Juanda di Surabaya diiringi doa-doa dari para tetangga dan kerabat yang mendoakan keselamatan serta keberkahan bagi perjalanan mereka.
Untuk memastikan perjalanan berjalan lancar, kendaraan mereka juga dikawal oleh mobil patroli polisi.
Latar Belakang Kasus Perundungan dan Penyelesaian
Kisah N-S yang sempat viral di media sosial dimulai ketika dirinya menjadi korban perundungan oleh beberapa teman sekelas.
Kejadian ini meninggalkan dampak yang cukup mendalam bagi N-S, yang harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kabupaten Malang akibat depresi berat.
Situasi ini membuat publik ikut bersimpati dan mendorong pihak sekolah serta keluarga korban untuk mencari solusi yang terbaik.
Kasus perundungan ini diselesaikan melalui pendekatan restorative justice oleh Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Pasuruan.
Mekanisme tersebut memungkinkan adanya dialog dan kesepakatan damai antara korban, pihak sekolah, dan pelaku, yang akhirnya sepakat untuk berdamai dan memberi kesempatan N-S untuk melanjutkan aktivitas belajar di sekolah.
Kini, meski kasus telah diselesaikan, pihak sekolah tetap memberikan perhatian khusus untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan N-S agar kasus serupa tidak terulang lagi di masa depan.
Dukungan dan Harapan dari Pihak Sekolah
Selain keluarga, pihak sekolah juga turut memberikan dukungan moral bagi N-S.
Teman-teman sekelas, guru, dan staf pengajar SMAN 4 Pasuruan berharap agar perjalanan umroh ini dapat memberi ketenangan serta pemulihan secara menyeluruh bagi N-S.
Dalam sebuah kesempatan, guru SMAN 4 mengatakan, “Kami semua berharap N-S dapat kembali dengan hati yang lebih damai dan kondisi yang lebih baik.”
Keberangkatan N-S dan ibunya ke Tanah Suci Mekkah tidak hanya menjadi perjalanan fisik tetapi juga perjalanan spiritual yang diharapkan mampu memperkuat mental N-S yang sempat goyah akibat perundungan.
Pengalaman menjalankan ibadah di Tanah Suci diharapkan mampu membawa kedamaian serta kebijaksanaan dalam menghadapi masa depan.
Harapan Pemulihan dan Keberkahan untuk Masa Depan
Momen keberangkatan ini menandai babak baru dalam hidup N-S. Setelah menjalani berbagai cobaan, perjalanan umroh ini diharapkan dapat menjadi titik balik bagi pemulihan mental dan spiritualnya.
Selain itu, dukungan yang diberikan oleh para alumni sekolah serta masyarakat di sekitarnya menandakan pentingnya solidaritas dan perhatian terhadap sesama.
Kejadian yang menimpa N-S juga menjadi pengingat bagi masyarakat luas akan dampak perundungan yang bisa menghancurkan kondisi psikologis seseorang.
Di sisi lain, solusi damai yang berhasil dicapai melalui mekanisme restorative justice juga menjadi contoh penyelesaian konflik yang baik, dimana korban bisa mendapatkan haknya untuk hidup dan belajar dengan tenang, tanpa rasa takut dan trauma.
Kini, dengan doa dan dukungan dari berbagai pihak, keluarga serta warga sekitar berharap N-S bisa pulih sepenuhnya dan melanjutkan masa depan yang cerah.
Semoga perjalanannya ke Tanah Suci memberi makna yang mendalam serta kekuatan dalam menjalani hari-hari mendatang.