Gunung Iya di NTT Naik ke Level Siaga: Potensi Erupsi dan Dampaknya, Ini yang Harus Diwaspadai!
- FB: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
Ende, VIVA Banyuwangi –Gunungapi Iya, yang terletak di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), kini menjadi pusat perhatian karena peningkatan aktivitas vulkaniknya. Puncaknya berada di ketinggian 637 meter di atas permukaan laut, dengan posisi geografis 8.897° LS dan 121.645° BT. Sejak tercatat pada 1671, Gunung Iya telah mengalami beberapa kali erupsi dengan interval waktu yang bervariasi antara 1 hingga 60 tahun. Erupsi terakhir terjadi pada tahun 1969. Kini, dengan adanya peningkatan aktivitas sejak beberapa bulan terakhir, status Gunung Iya dinaikkan dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga) per 5 November 2024 pukul 18.00 WITA.
Karakteristik Erupsi dan Potensi Bahaya Gunung Iya
Dikutif dari unggahan akun facebook Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Rabu 6 November 2024 sekira pukul 11:00 Wib.
Gunung Iya tergolong sebagai gunungapi strato, di mana erupsinya sering berupa aktivitas magmatik. Ini biasanya menghasilkan abu vulkanik, lontaran batu pijar, serta aliran lava yang disertai runtuhan di puncak. Aktivitas erupsi biasanya terpusat pada kawah utama. Saat ini, terdapat rekahan di sekitar kawah aktif yang menunjukkan adanya zona lemah dalam struktur gunungapi ini. Rekahan tersebut menjadi faktor risiko yang patut diwaspadai, karena kemungkinan bisa mengakibatkan longsoran besar ke arah laut jika terjadi erupsi besar di masa mendatang.
Sejak Agustus 2024, para ahli mencatat adanya peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan pada Gunung Iya. "Kenaikan gempa vulkanik dalam ini mengindikasikan adanya tekanan dalam yang meningkat akibat aktivitas magmatik, atau bahkan migrasi magma dari kedalaman dalam ke kedalaman dangkal," ungkap seorang ahli dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Pemantauan dan Kegempaan Terbaru
Dalam periode pemantauan terakhir dari 1 Oktober hingga 4 November 2024, Gunung Iya terlihat jelas hingga tertutup kabut pada beberapa waktu. Visualisasi menggunakan drone menunjukkan asap tipis berwarna kelabu yang muncul dari kawah utama, dengan tinggi sekitar 50 meter di atas puncak. Dalam pemantauan visual dan instrumen, terdapat berbagai jenis gempa yang terekam, antara lain: