Sejarah Situbondo, dari Panarukan hingga Otonomi Daerah

Monumen 1000KM Anyer Panarukan
Sumber :
  • Dovalent Vandeva Derico/ VIVA Banyuwangi

Setelah Indonesia merdeka, wilayah Besuki mengalami berbagai perubahan administratif. Pada tahun 1960, Karesidenan Besuki dihapuskan dan dibentuklah Kabupaten Bondowoso yang meliputi wilayah Situbondo saat ini.

Keajaiban Budaya Banyuwangi: Pesona yang Tak Terlupakan

Namun, aspirasi masyarakat Situbondo untuk memiliki pemerintahan sendiri semakin menguat. Akhirnya, pada tahun 1972, Kabupaten Panarukan resmi dibentuk dengan ibu kota di Situbondo. Nama "Panarukan" kemudian diganti menjadi "Situbondo" pada tahun yang sama, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1972.

Asal Usul Nama Situbondo

Terdapat dua versi mengenai asal usul nama Situbondo. Versi pertama menyebutkan bahwa nama ini berasal dari nama seorang pangeran asal Madura, Pangeran Aryo Gajah Situbondo, yang makamnya ditemukan di wilayah tersebut. Versi kedua mengaitkan nama Situbondo dengan kata "Siti" yang berarti tanah dan "Bondo" yang berarti ikat, mencerminkan keyakinan bahwa orang pendatang akan terikat dan menetap di Situbondo.

Situbondo Kini: Potensi dan Tantangan

Sir Isaac Newton: Sang Jenius yang Mengubah Dunia dengan Gravitasi dan Kalkulus

Saat ini, Situbondo telah berkembang menjadi kabupaten yang dinamis dengan potensi di berbagai sektor. Sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan menjadi tulang punggung ekonomi daerah. Selain itu, Situbondo juga memiliki potensi wisata yang menarik, seperti Taman Nasional Baluran, Pantai Pasir Putih, dan berbagai situs sejarah.

Namun, Situbondo juga menghadapi berbagai tantangan, seperti kemiskinan, infrastruktur yang belum memadai, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Pemerintah daerah terus berupaya mengatasi tantangan-tantangan ini melalui berbagai program pembangunan.

Halaman Selanjutnya
img_title
Mereka yang Mengukir Zaman: Tokoh-Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah Peradaban