Tradisi Unik yang Mengakar di Banyuwangi
- Dovalent Vandeva Derico/ VIVA Banyuwangi
Wisata, VIVA Banyuwangi – Banyuwangi, kabupaten di ujung timur Pulau Jawa, tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya yang memukau, tetapi juga kekayaan budayanya yang khas. Masyarakat Banyuwangi, khususnya Suku Osing, memegang teguh tradisi leluhur yang diwariskan secara turun-temurun. Tradisi-tradisi ini menjadi bagian penting dari identitas mereka dan terus dilestarikan hingga kini. Mari kita telusuri beberapa tradisi unik yang mengakar di Banyuwangi.
1. Seblang Olehsari
Ritual Seblang Olehsari adalah sebuah tarian sakral yang dilakukan oleh seorang gadis yang dirasuki roh leluhur. Tarian ini dilaksanakan setiap awal bulan Syawal di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan dan permohonan keselamatan serta kesejahteraan bagi masyarakat. Penari Seblang mengenakan omprok, yaitu mahkota dari untaian daun pisang dan aneka bunga, serta selendang dan kain panjang. Tarian ini diiringi musik tradisional yang khas dan berlangsung selama beberapa jam.
2. Kebo-keboan
Kebo-keboan adalah ritual adat yang diadakan setiap bulan Suro di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh. Dalam ritual ini, sejumlah pria didandani menyerupai kerbau dan membajak sawah dengan menggunakan alat tradisional. Ritual ini melambangkan rasa syukur masyarakat atas hasil panen yang melimpah dan permohonan agar panen berikutnya juga berhasil.
3. Tumpeng Sewu
Tumpeng Sewu adalah tradisi makan bersama dengan ribuan tumpeng yang digelar di sepanjang jalan Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Tradisi ini dilaksanakan seminggu sebelum Idul Adha sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan mempererat tali persaudaraan antarwarga. Tumpeng-tumpeng tersebut disiapkan oleh warga secara gotong royong dan dinikmati bersama-sama setelah doa bersama.