Melestarikan Tradisi Makepung Lampit di Jembrana, Antara Budaya dan Pertanian
- I Nyoman Sudika
Pada zaman dahulu, para leluhur masyarakat Jembrana menerapkan prinsip gotong royong dalam setiap aktivitas, termasuk dalam proses membajak sawah.
Dengan menggunakan peralatan tradisional dan ditarik sepasang kerbau, para petani berbaris membajak tanah, dari mulai membalik tanah hingga meratakan dengan alat yang dikenal sebagai lampit.
Mara menjelaskan, "Awalnya, kegiatan ini tidak dilombakan. Namun, seiring waktu, para petani mulai berpikir untuk mengemas aktivitas tersebut menjadi sebuah seni budaya yang menarik.
Dari situlah muncul tradisi Makepung Lampit." Kini, atraksi ini tidak hanya sekadar kegiatan pertanian, tetapi juga menjadi simbol seni dan budaya yang kaya di Jembrana.
Alat dan Pelaksanaan Perlombaan
Dalam pelaksanaan Makepung Lampit, alat yang digunakan sangat berbeda dengan Makepung Beduran.
Sementara Makepung Beduran memanfaatkan kereta, Makepung Lampit menggunakan lampit yang dihubungkan dengan sepasang kerbau.