Melestarikan Tradisi Makepung Lampit di Jembrana, Antara Budaya dan Pertanian

Melestarikan Tradisi Makepung Lampit di Jembrana
Sumber :
  • I Nyoman Sudika

Pada zaman dahulu, para leluhur masyarakat Jembrana menerapkan prinsip gotong royong dalam setiap aktivitas, termasuk dalam proses membajak sawah.

5 Manfaat Menulis Puisi: Salah Satunya Bisa Menghasilkan Uang!

Dengan menggunakan peralatan tradisional dan ditarik sepasang kerbau, para petani berbaris membajak tanah, dari mulai membalik tanah hingga meratakan dengan alat yang dikenal sebagai lampit.

Mara menjelaskan, "Awalnya, kegiatan ini tidak dilombakan. Namun, seiring waktu, para petani mulai berpikir untuk mengemas aktivitas tersebut menjadi sebuah seni budaya yang menarik.

Pameran Seni Rupa Hari Jadi Banyuwangi 253 Hadirkan Ragam Acara Kreatif di Gedung Juang 45

Dari situlah muncul tradisi Makepung Lampit." Kini, atraksi ini tidak hanya sekadar kegiatan pertanian, tetapi juga menjadi simbol seni dan budaya yang kaya di Jembrana.

Alat dan Pelaksanaan Perlombaan

Dalam pelaksanaan Makepung Lampit, alat yang digunakan sangat berbeda dengan Makepung Beduran.

Benteng dan Masjid Indrapuri: Saksi Bisu Perjuangan Islam di Aceh

Sementara Makepung Beduran memanfaatkan kereta, Makepung Lampit menggunakan lampit yang dihubungkan dengan sepasang kerbau.

Halaman Selanjutnya
img_title