Soeharto Ternyata Menganggap Soekarno Sudah Seperti Orang Tuanya Sendiri

Potret Soeharto dan Soekarno sedang duduk bersama
Sumber :
  • www.tagar.id

Sejarah, VIVA Banyuwangi –Banyak yang mengatakan bahwa Soeharto telah melakukan suatu kudeta terhadap Soekarno demi merebut jabatan presiden darinya.

Terkuak! Rahasia Dibalik Angka 4 yang Bikin Merinding

Hal itu tentu saja dibantah oleh Soeharto dan dia mengaku sama sekali tidak pernah memiliki ambisi untuk merebut kursi kepresidenan dari Soekarno.

Namun, di balik itu semua, terdapat sebuah cerita menarik ketika Soekarno yang mengetahui bahwa posisinya telah terpojokkan akibat dari peristiwa G30S/PKI.

Tiga Desa Wisata Jawa Timur Raih Penghargaan di ASEAN Tourism Forum 2025

Soekarno menanyakan sesuatu yang dapat dikatakan cukup mendalam kepada Soeharto.

Dijelaskan dalam buku 'Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya', pada saat itu Soekarno sedang berbincang berduaan saja dengan Soeharto.

Soeharto Ternyata Pernah Berminat Menjadi Seorang Supir Taksi

Soekarno lantas bertanya kepada Soeharto apa yang sebenarnya hendak dilakukan olehnya ketika itu.

Soeharto pun menjawab bahwa dia akan tetap patuh kepada Soekarno selaku atasannya dan akan tetap setia untuk menjaga keamanan dirinya.

"Bapak tetap saya hormati, seperti saya menghormati orang tua saya. Bagi saya, Bapak tidak hanya pemimpin bangsa, tetapi saya anggap orang tua saya," ujar Soeharto kepada Soekarno.

Alasan Soekarno menanyakan hal tersebut dikarenakan Soeharto menolak perintah darinya untuk mengamankan mahasiswa yang terus menerus melakukan demonstrasi pasca kejadian G30S/PKI.

Soeharto kemudian justru malah menyarankan kepada Soekarno agar segera membubarkan PKI, agar amarah mahasiswa mereda dan mereka tidak lagi melakukan demonstrasi.

Namun, bukannya menyetujui saran dari Soeharto tersebut, Soekarno malah menolak dikarenakan dia sudah terlanjur menyebarkan konsep Nasakom (Nasionalis, Agamis, dan Komunis) ke dunia luar.

Apabila Soekarno benar-benar sampai membubarkan PKI, tentu dia akan mendapatkan malu.

Hal inilah yang di kemudian hari menjadi salah satu faktor penentu yang menyebabkan lengsernya Soekarno yang kini lebih dikenal sebagai sang proklamator kemerdekaan tersebut dari kursi kepresidenan yang telah dijabatnya sejak republik Indonesia ini berdiri.