Grebeg Syawal: Tradisi Keraton Yogyakarta Menyambut Idulfitri
- https://pin.it/4xoGS3pXa
Budaya, VIVA Banyuwangi – Grebeg Syawal adalah tradisi tahunan yang diadakan oleh Keraton Yogyakarta untuk merayakan hari raya Idulfitri. Tradisi ini merupakan wujud syukur Keraton atas limpahan berkah dan rezeki yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa, sekaligus bentuk kepedulian Keraton terhadap rakyatnya.
Sejarah dan Asal Usul
Tradisi Grebeg Syawal diperkirakan telah ada sejak masa Kerajaan Mataram Islam. Pada masa itu, Grebeg diadakan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen dan kemenangan dalam peperangan. Seiring berjalannya waktu, tradisi ini terus dilestarikan oleh Keraton Yogyakarta dan menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idulfitri.
Pelaksanaan Tradisi Grebeg Syawal
Grebeg Syawal biasanya diadakan pada tanggal 1 Syawal, atau hari pertama Idulfitri. Tradisi ini diawali dengan keluarnya gunungan dari Keraton Yogyakarta. Gunungan adalah tumpukan hasil bumi dan makanan khas yang disusun menyerupai gunung. Gunungan tersebut kemudian diarak oleh para abdi dalem Keraton menuju Masjid Gedhe Kauman.
Di Masjid Gedhe Kauman, gunungan didoakan oleh para ulama. Setelah itu, gunungan diperebutkan oleh masyarakat yang hadir. Masyarakat percaya bahwa gunungan membawa berkah dan rezeki.