Peduli Tingkat Pendidikan Bangsa, Muhammad Farid Gagas Sekolah Bayar Pakai Sayur Bagi Dhuafa
- Dok. Muhammad Farid/VIVA Banyuwangi
Uniknya, sekolah yang didirikan oleh Muhammad Farid ini mempunyai konsep yang tidak biasa. Metode pembelajaran yang digunakan berbeda dengan sekolah-sekolah formal pada umumnya. Ia memilih menggunakan kurikulum kreatif dibandingkan dengan metode-metode pembelajaran di ruang kelas.
Pembelajaran tanpa kelas di sekolah alam yang didirikan M. Farid
- Dok. Muhammad Farid/VIVA Banyuwangi
“Siswaku dapat belajar di ruang-ruang terbuka dengan santai. Tak ada bangku-bangku yang terkesan kaku, duduknya hanya lesehan saja,” jelasnya.
Untuk mendukung pembelajaran tersebut, Muhammad Farid membangun aula, sebuah langgar atau mushola kecil, serta sanggar. Sisanya ia buat saung-saung sederhana yang dapat digunakan para siswa untuk belajar dimana saja.
Muhammad Farid juga tidak mengharuskan siswanya untuk mengenakan seragam ataupun sepatu jika memang tidak punya.
“Pakaiannya bebas, hanya ada satu stel seragam buat hari Senin dan Selasa saja,” terangnya.
Sosok yang akrab disapa Farid ini bercerita, sekolah yang berkonsep sekolah alam dan pondok pesantren ini ia rintis sejak 2005 saat usianya baru menginjak 34 tahun. SD dan SMP Alam di bawah Yayasan Banyuwangi Islamic School, begitu sebut Farid mengungkap nama sekolah gratis yang ia dirikan.