Penyebab, Gejala Intoleransi Laktosa Dan Cara Mengatasinya

Ilustrasi Intoleransi Laktosa
Sumber :
  • www.ahligizi.id

Gaya Hidup, VIVA BanyuwangiPernahkah anda mendengar istilah Intoleransi Laktosa? Intoleransi laktosa merupakan gangguan pencernaan yang terjadi karena tubuh tidak mampu mencerna laktosa ( gula ) dengan baik. Kondisi ini disebabkan tubuh yang kekurangan tingkat enzim yang dikenal dengan laktase.

Mengolah Bumbu Dapur? Coba 4 Cara Menghaluskan Bumbu Dapur di Sini!

Dalam kondisi normal, enzim laktase pada usus kecil akan menjadikan laktosa yang sudah dipecah menjadi glukosa dan galaktosa menjadi energi untuk tubuh. Sedangkan untuk tubuh pengidap intoleransi laktosa, usus kecil tidak mampu memecahkan laktosa menjadi gula sederhana. Akibatnya laktosa ikut terbawa ke usus besar.

Hal ini menimbulkan gejala seperti : sering buang angin, perut kram, diare, mual muntah dan perut berbunyi (borborygmi). Dan gejala itu akan muncul setelah 30 menit hingga 2 jam setelah pengidap mengonsumsi makanan atau minuman dengan kadar laktosa yang tinggi.

Angkat Beban Vs Kardio, Mana yang Lebih Baik?

Intoleransi laktosa dibedakan menjadi 3 berdasarkan penyebabnya, yaitu

●      Intoleransi Laktosa Primer, hal ini disebabkan oleh intensitas konsumsi makanan atau minuman tinggi laktosa berkurang dari sebelumnya. Sehingga menyebabkan produksi enzim laktase pada tubuh menurun secara alami.

Cek Tanda - Tanda Sumber Air Mengandung Zat Kapur atau Besi

●      Intoleransi Laktosa Sekunder. Umumnya dialami oleh pengidap yang memiliki riwayat penyakit radang usus besar, celiac serta penyakit crohn’s disease. Atau karena efek samping perawatan kemoterapi dan konsumsi obat antibiotik dalam jangka panjang.

●      Intoleransi Laktosa Bawaan merupakan kondisi langka. Dimana pengidap mengalami intoleransi laktosa yang disebabkan genetik dari orang tua.

Tiap pengidap intoleransi laktosa mengalami gejala yang berbeda-beda. Namun lebih baik membatasi konsumsi makanan atau minuman yang tinggi laktosa untuk mengendalikan gejala intoleransi tersebut. Mengurangi dalam mengonsumsi susu sapi atau kambing, produk olahan susu ( yogurt, keju dan mentega ) dan makanan yang mengandung laktosa seperti coklat, biskuit, kue dan sebagainya.

Bila anda atau anak anda mengalami  gejala seperti diatas, konsultasikan dengan dokter. Jika diperlukan, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang seperti : tes toleransi laktosa, tes kadar hidrogen dan tes keasaman feses.