Bayar Utang Dulu atau Sedekah Dulu? Memahami Prioritas Dalam Islam

Ilustrasi memikirkan bayar utang atau sedekah
Sumber :
  • Freepik: master1305

Religi, VIVA Banyuwangi – Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang sering dihadapkan pada dilema keuangan, salah satunya adalah pertanyaan: "Haruskah saya membayar utang terlebih dahulu atau bersedekah?" Hal ini menjadi topik menarik yang dibahas oleh Habib Muhammad Muthohar dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube NU Online pada Sabtu (25/2/2023). Simak ulasan berikut untuk memahami panduan dalam konteks fiqih Islam terkait perkara ini.

Utang, Kewajiban yang Harus Diprioritaskan

Bacaan Do’a Tahlil Ziarah Kubur Singkat, Beserta Latin

Menurut Habib Muhammad, hukum dalam fiqih menyebutkan bahwa membayar utang adalah kewajiban yang harus dipenuhi. "Membayar utang hukumnya wajib, sementara sedekah hukumnya sunnah," jelasnya. Ini berarti bahwa jika seseorang memiliki utang yang perlu dilunasi, mereka harus mengutamakan pembayaran utang tersebut dibandingkan dengan bersedekah.

Namun, Habib Muhammad menambahkan bahwa jika seseorang memiliki harapan untuk mendapatkan uang dari sumber lain yang membuat mereka bisa membayar utang, maka bersedekah bisa menjadi pilihan yang baik. Namun, jika tidak ada pilihan lain dan satu-satunya dana yang tersedia hanya untuk bersedekah, maka prioritas tetap harus pada pembayaran utang.

Pentingnya Membayar Utang

Hukum, Manfaat, dan Tata Cara Ziarah Kubur menurut Islam

Pentingnya melunasi utang ditegaskan lebih lanjut oleh Habib Muhammad yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bahkan tidak menyetujui untuk menyalati orang yang meninggal dalam keadaan masih memiliki utang. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya konsekuensi dari utang dalam ajaran Islam. "Dosa utang tidak bisa diampuni Allah kecuali jika utang tersebut diikhlaskan oleh yang memberi utang," tegasnya.

Habib Muhammad juga mengingatkan bahwa jika seseorang memiliki utang kepada orang yang telah meninggal, maka sebaiknya yang mengutangkan tersebut mengikhlaskan utang tersebut sebagai bentuk kasih sayang. Dalam kasus utang yang cukup besar, dia menyarankan agar pemberi utang menghubungi keluarga si mendiang agar mereka tahu dan tidak ada yang tersisa dalam kesedihan.

Prioritaskan Kewajiban Sehari-hari

5 Trik Hemat Kuota, Browsing Lancar Dompet Aman!

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, Habib Muhammad mengingatkan untuk selalu mempertimbangkan kewajiban yang bersifat wajib. Jika seseorang memiliki dana yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok, seperti menafkahi keluarga, maka bersedekah dengan dana tersebut merupakan kesalahan. "Anda akan berdosa jika meninggalkan kewajiban untuk melakukan amalan sunnah," ujarnya.

Prinsip Keseimbangan dalam Keuangan

Islam mengajarkan prinsip keseimbangan dalam mengatur keuangan. Seperti dijelaskan dalam Al-Qur'an, “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya agar kamu tidak menjadi tercela dan menyesal.” (QS. Al-Isra’: 29). Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak berlebihan dan tetap seimbang dalam tindakan kita.

Pertanyaan tentang apakah membayar utang atau bersedekah yang harus didahulukan menunjukkan pentingnya pemahaman dalam pengelolaan keuangan menurut prinsip Islam. Ketika seseorang berhadapan dengan utang, kewajiban membayar utang harus diutamakan. Namun, jika ada ruang untuk bersedekah tanpa mengorbankan kebutuhan pokok atau kewajiban lain, maka itu bisa menjadi tindakan baik yang dihargai.

Mari kita selalu ingat untuk mengatur keuangan dengan bijak dan tetap bersikap seimbang antara memenuhi kewajiban dan berbuat kebaikan, sehingga kita dapat menjalani hidup dengan lebih berarti di mata Allah.