Pulau Penyengat, Destinasi Wisata Religi dan Budaya yang Diserbu Saat Liburan Lebaran Masyarakat Tanjungpinang Menyebut

Masjid Raya Sultan Riau, Wisata Religi Ikonik Pulau Penyengat
Sumber :
  • https://www.tanjungpinangkota.go.id/berita/jelajah-wisata-religi-ke-pulau-penyengat-tanjungpinang

Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi –Menyebut nama Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, tak lepas dari Pulau Penyengat yang juga menjadi salah satu ikon destinasi pariwisata favourite. Bahkan banyak yang bilang, jika ke Tanjungpinang tapi belum menyentuh Pulau Penyengat, belumlah ke Tanjungpinang. Pulau Penyengat sendiri ditempuh hanya lebih kurang 10 menit dengan menggunakan sampan motor pompong, jalur laut dengan harga tiket hanya sekitar Rp. 9.000,00  saja. Untuk pergi saja, khususnya bagi wisatawan luar Tanjungpinang akan dibawa ke situasi yang menyenangkan menuju pulau sambil memandang Kota Tanjungpinang dari tengah laut, suatu pengalaman yang tidak terlupakan.

Destinasi Wisata

Ingat! Jangan Letakkan 5 Benda Ini Diatas Kulkas

Pulau Penyengat menjadi sangat istimewa, karena Pulau ini tidak hanya menjadi destinasi wisata saja, tetapi sarat dengan kebudayaan melayu dan kekentalan religi agama Islam disana. Pulau Penyengat seluas sekitar 2x1 kilometer ini berhadapan langsung dengan Kota Tanjungpinang ibukota provinsi Kepri. Pulau kecil ini memiliki peninggalan benda cagar budaya yang erat kaitannya dengan perjalanan sejarah Kerajaan Riau-Johor-Pahang-Lingga.

Masjid Raya Sultan Riau

Jika kita mampir ke Pulau Penyengat, hal pertama yang akan kita datangi adalah Masjid Raya Sultan Riau yang berdiri tepat tak jauh dari Pelabuhan Pulau Penyengat. asjid tersebut didirikan pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda VII Raja Abdurrahman. Bangunan utama masjid itu berukuran 18x20 meter ditopang oleh empat buah tiang beton. Di keempat sudut bangunan, terdapat menara tempat Bilal mengumandangkan adzan. Masjid Raya Sultan Riau berwarna kuning, dan terdapat 13 kubah berbentuk seperti bawang, jumlah keseluruhan menara dan kubah sebanyak 17 buah yang melambangkan jumlah rakaat sholat fardhu lima waktu sehari semalam. Masjid Sultan Riau masih berdiri kokoh hingga saat ini, jika anda mengunjungi Pulau Penyengat, tak jauh dari dermaga, anda akan melihat jelas megahnya Masjid Raya Sultan Riau Penyengat. Di dalam Masjid Raya Sultan Riau, anda akan melihat Al-Qur’an dengan tulisan tangan yang terpajang di tengah masjid. Di bagian kiri dan kanan halaman depan masjid terdapat rumah sotoh yang dahulunya digunakan sebagai tempat belajar ilmu agama. Di luar Masjid terdapat balai atau pendopo untuk pengunjung beristirahat.

Mahar Nikah : Pulau Penyengat

5 Alasan Personal Branding Itu Kunci Sukses Bisnis, Jangan Sampai Diabaikan!

Setelah berkunjung ke Masjid dan menyempatkan sholat, kita akan lanjut ke pemakaman para raja, sultan dan putri di Pulau Penyengat ini. Untuk menuju kesana, aka nada becak motor yang siap Jika berkunjung ke pulau Penyengat, kurang lengkap rasanya jika tidak berziarah ke komplek makam Engku Puteri Raja Hamidah. Raja Hamidah adalah Permaisuri Sultan Mahmud Riayat Syah, Sultan Riau, Lingga, Johor, dan Pahang yang memerintah antara tahun 1784-1806. Pulau Penyengat dibangun menjadi sebuah negeri oleh Sultan Mahmud Riayat Syah untuk dianugerahkan kepada Raja Hamidah sebagai mahar atau emas kawin takkala Sultan Mahmud Riayat Syah menikahi Raja Hamidah. Luar biasa bukan, untuk mahar diberikan pulau, keren sekali!

Halaman Selanjutnya
img_title