Transformasi Menuju Kepribadian Yang Baik, Sebuah Proses

Ilustrasi orang sujud
Sumber :
  • Istimewa / VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Penulis: Ustad Faisol Aziz. Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Banyuwangi.

Meugang di Aceh: Lebih dari Sekadar Tradisi Kuliner, Mengungkap Kearifan Lokal yang Mengakar Kuat

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. (QS An-Nahl: 125).

 

Sunan Drajat: Wali Sang Pengangkat Derajat, Antara Fakta dan Legenda

 

Dakwah berasal dari bahasa Arab menurut bahasa artinya mengajak, mengundang, menyeru, dan menarik, serta memanggil.

Sunan Giri: Wali Penyebar Islam, Antara Legenda dan Peninggalan Sejarah

 

 

Dakwah meliputi tiga hal : mengajak kepada kebaikan, memerintahkan kepada kebenaran, melarang dari kemungkaran.

 

 

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu”

 

 

Kita diperintah Allah menyeru kepada manusia kepada Jalan Tuhan. Tidak langsung mengajak kepada Tuhan atau Islam.

 

 

Sebelum ketemu dengan Tuhan, ada banyak jejak-jejak menuju Tuhan.

 

 

Kebaikan-kebaikan adalah jalan menuju Tuhan. Akhlak yang baik adalah jalan menuju Tuhan.

 

 

Setiap manusia itu punya lintasan perjalanan hidupnya sendiri-sendiri. Tidak setiap orang harus melewati proses yang sama untuk menjadi Muslim yang baik.

 

 

Maka dakwah pun harus memperhatikan proses yang berbeda ini.

 

 

Barangkali ada orang yang dengan cepat menyerap nilai-nilai Islam, cepat memahami, cepat berubah.

 

 

Ada orang yang lain lebih lambat, bahkan mungkin ada yang sangat lambat.

 

 

Maka harus disadari oleh setiap da’i, bahwa tugas da’i hanya mengajak, menyeru, menyampaikan. Hasil bukan ranah kita. Benar-benar menjadi hak prerogatif Allah SWT.

 

 

Maka bekal seorang da’i adalah kesabaran, sungguh-sungguh dan istiqomah.

 

 

Kita bisa melihat bagaimana proses pengharaman Khamar yang Allah turunkan ayatnya dalam empat tahap, sampai benar-benar mengharamkannya.

 

 

Khamar saat itu telah menjadi kebiasaan yang mengurat mengakar dalam keseharian masyarakat bangsa Arab secara umum, bahkan para sahabat.

 

 

Ketika belum turun ayat tentang pengharaman khamar, sebagian Sahabat terbiasa meminumnya.

 

 

Kita bisa bayangkan apa yang terjadi, seandainya Allah langsung mengharamkan khamar dalam satu tahap.

 

 

Tentu akan menjadi berat bagi para sahabat. Rasa berat ini bisa menyebabkan seseorang memiliki anggapan bahwa Islam menjadi penghalang bagi kesenangannya.

 

 

Islam itu sulit, mengekang dan seterusnya.

 

 

Maka akan kita dapati setiap orang butuh proses untuk berubah menjadi lebih baik. Dan proses itu membutuhkan waktu.

 

 

Yang kita pastikan bahwa cara yang kita gunakan dalam dakwah adalah “dengan hikmah dan Pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.”

 

 

Hikmah artinya menempatkan sesuatu sesuai proporsinya, dalam makna lain bijaksana. Bicara kepada anak kecil tentu berbeda dengan orang dewasa.

 

 

Bicara kepada orang yang tidak berpendidikan tentu berbeda dengan orang yang berpendidikan. Demikian seterusnya.

 

 

Berikan nasihat yang baik, dan andaipun harus adu argumentasi, maka lakukan dengan cara yang terbaik. Dengan akhlak yang baik.

 

 

Itulah yang harus kita lakukan dalam dakwah, sampai setiap orang kemudian merasa nikmat dalam kebaikan-kebaikan Islam.

 

 

Merasa membutuhkan Islam.

 

 

Merasa butuh kepada Allah SWT.

 

 

Dengan sendirinya orang yang demikian akan dengan sendirinya mampu mengamalkan Islam dan memiliki kepribadian yang baik.