Merayu Lebah di Puncak Tualang, Mengungkap Misteri Dendang Lebah Aceh yang Menyihir
- Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi
Kuliner, VIVA Banyuwangi –Aceh, tanah rencong yang kaya akan sejarah dan budaya, menyimpan sejuta pesona yang tak pernah habis untuk digali. Adalah tradisi unik dendang lebah, sebuah ritual mistis yang menggabungkan kearifan lokal, seni merayu, dan keberanian menaklukan ketinggian.
Tradisi dendang lebah telah diwariskan secara turun temurun di Aceh, terutama di daerah Aceh Tamiang.
Ritual ini dilakukan untuk memanen madu dari lebah yang bersarang di pohon tualang, pohon raksasa yang menjulang tinggi di hutan belantara.
Mantra yang Memikat, Menenangkan Sang Penghuni Pohon Raksasa
Uniknya, proses pemanenan madu ini tidak dilakukan dengan cara biasa. Para pawang lebah akan mendendangkan mantra-mantra khusus yang disebut dendang.
Dendang ini berisi rayuan, pujian, dan permohonan kepada lebah agar memberikan madu mereka dengan sukarela.
"Dendang lebah bukan sekadar nyanyian, tapi komunikasi spiritual dengan alam. Kita meminta izin, bukan merampas." - Pak Dirham, seorang pawang lebah di Aceh Tamiang.