Indonesia Resmi Menjadi Anggota ke-10 BRICS di Awal Tahun 2024, Untung Ruginya Seperti Apa?

Lambang BRICS
Sumber :
  • www.intelmedia.com

Jakarta, VIVA Banyuwangi –Kabar gembira datang dari Brazil pada 06 Januari 2025. Brasil yang pada tahun ini merupakan pemegang presidensi BRICS tahun 2025 telah resmi mengumumkan Indonesia menjadi anggota penuh BRICS, sebuah blok ekonomi negara-negara berkembang utama yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan.

Kinerja APBN 2024: Defisit 2,29% dan Pertumbuhan Pendapatan Negara yang Positif

BRICS merupakan forum kerja sama ekonomi yang dipimpin oleh Rusia, China serta negara-negara Global South menjadi penantang negara-negara barat yang dimotori oleh Amerika Serikat dan berupaya melakukan de-dolarisasi dan mengubah sistem moneter dan keuangan internasional serta memperjuangkan hubungan internasional yang bersifat multipolar.

Pada tahun 2024 BRICS secara resmi menerima empat anggota baru yaitu Iran, Mesir, Ethiopia dan Uni Emirat Arab. Pada tahun 2025, lebih tepatnya pada 1 Januari 2025 BRICS menyambut Sembilan negara baru sebagai negara mitra. Mereka adalah Belarus, Bolivia, Kuba, Indonesia, Kazakhstan, Malaysia, Thailand, Uganda dan Uzbekistan.

Meningkatnya Korban Kekerasan dan Perdagangan Orang: Data Terbaru Perempuan dan Anak 2022-2024

Spanduk dengan logo KTT BRICS di Kazan

Photo :
  • www.reuters.com

Sekarang BRICS memiliki 10 anggota setelah Indonesia resmi bergabung menjadi anggota penuh. Pencalonan Indonesia didukung oleh para pemimpin BRICS pada tahun 2023, tetapi negara terbesar di asia tenggara itu memilih untuk bergabung hanya setelah pembentukan pemerintahan barunya selesai.

Kesal dengan Tukang Parkir Liar? Ini Tips Cerdas dan Dasar Hukumnya!

Dalam hal ini Indonesia menunggu selesainya masa Pilpres dan terpilihnya presiden serta jajaran pemerintahan baru pada tahun 2024.

BRICS sekarang membentuk sekitar setengah dari populasi dunia dan memiliki cakupan lebih dari 41 persen PDB dunia. BRICS saat ini merupakan pembangkit ekonomi dengan menjadi pusat komoditas utama dunia yang diperdagangkan seperti minyak, gas, biji-bijian, daging dan mineral. 

Populasi gabungan negara-negara anggota BRiCS sekitar 4 milyar. Anggota penuh dan mitra BRICS merupakan penyumbang jumlah penduduk terbanyak dunia.

India dan China yang memiliki lebih dari 1,4 milyar penduduk merupakan negara dengan peringkat satu dan dua dengan jumlah penduduk terbanyak dunia, Indonesia dengan hampir 290 juta penduduk adalah negara dengan penduduk terbanyak keempat, brazil terbesar ketujuh, rusia di urutan kesembilan dan Ethiopia di urutan kesepuluh. Mesin adalah negara terbanyak penduduk ke-14; Iran adalah yang ke-17 serta Thailand adalah yang ke-20.

Sepuluh anggota BRICS dan delapan mitra BRICS tambahan tersebut telah mewakili 41% PDB global (jika diukur pada parita daya beli). Lima anggota pendiri BRICS membentuk 33,76% dari PDB dunia tahun 2024.

Hal tersebut mencerminkan BRICS apabila hanya dihitung dari 5 negara pendirinya saja memiliki pangsa ekonomi global yang lebih besar daripada kelompok negara maju G7 yang hanya mewakili 29,08% dari PDB dunia pada tahun 2024. Persentase gabungan PDB dari G7 terhadap jumlah PDB global pada era tahun 1990 membentuk hampir 52% PDB dunia. Terjadi penurunan yang begitu sangat besar apabila persentase PDB G7 ketika persentase tahun 1990 dibanding dengan 2024.

Pergeseran dari berkurangnya persentase PDB G7 terhadap PDB global dikarenakan bangkitnya negara adidaya China yang menjadi satu satunya negara adidaya industry di dunia. China dalam hal produksi manufaktur bertanggung jawab atas produksi bruto global (hampir tiga kali lipa dari Amerika Serikat).

Anggota dan mitra BRICS adalah pemimpin dunia dalam produksi komoditas penting seperti sereal, daging, minyak mentah, gas alam dan mineral strategis bijih besi, tembaga dan nikel

Keuntungan dan Kerugian

Indonesia dianggap memiliki keuntungan ketika menjadi bagian penting khususnya sebagai anggota penuh BRICS. Secara politis dan ekonomi Indonesia diharapkan dapat mencapai sejumlah target ekonomi 8% seperti yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo.

Kepala Ekonom bank Permata, Josua Pardede mengungkapkan bahwa terdapat sejumlah keuntungan bergabungnya Indonesia menjadi anggota BRICS. Pertama, Indonesia akan mendapat akses ke New Development Bank (NDB) BRICS untuk pembiayaan proyek infrastruktur.

Kedua, Indonesia dapat memperkuat kerjasama ekonomi dengan China, India dan negara lainnya untuk meningkatkan perdagangan dan investasi di sektor strategis seperti teknologi dan energi.

Deretan Bendera Peserta KTT BRICS

Photo :
  • www.apnews.com

Ketiga, Indonesia dapat mendorong agenda negara-negara berkembang dan memperkuat posisi strategisnya di panggung internasional. Keempat, dukungan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan internasional dapat mengurangi ketergantungan pada dolar AS sehingga mendukung stabilitas ekonomi jangka Panjang.

Kelima, BRICS dapat membuka peluang untuk mengakses pasar negara anggola lainnya meskipun perdagangan intra BRICS saat ini masih terbatas.

Josua juga menjelaskan beberapa poin potensi kerugian bagi RI ketika bergabung dengan BRICS. Pertama, Tiongkok yang mendominasi BRICS secara ekonomi akan berpotensi memperbesar ketergantungan Indonesia pada tiongkok terutama dalam sektor perdagangan dan investasi.

Kedua, dengan bergabungnya Indonesia kedalam BRICS dilihat oleh negara-negara Barat sebagai keberpihakan pada blok alternatid dan berpotensi mempengaruhi hubungan dengan AS serta mitra barat lainnya.

Ketiga, terdapat kepentingan ekonomi yang berbeda diantara negara anggota BRICS yang dapat membatasi efektivitas kolaborasi. Keempat, manfaat ekonomi bagi Indonesia sebagai anggota BRICS diprediksi tidak akan terlihan serta berdampak secara langsung dalam waktu jangka pendek.

Hal tersebut dikarenakan perdagangan intra-BRICS masih rendah dan Sebagian besar masih berpusat pada Tiongkok sendiri.