Taman Nasional Baluran Upayakan Pengembangan Wisata Berbasis Hewan Liar

Hewan liar di Taman Nasional Baluran
Sumber :
  • Istimewa

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Taman Nasional Baluran mengupayakan pengembangan wisata berbasis hewan liar dengan menggelar diskusi dan perumusan aturan bersama pakar wisata tingkat Nasional serta para pelaku pariwisata di Banyuwangi. 

Senggigi: Mutiara Pantai Lombok yang Menawan Hati

Tujuannya adalah untuk mengetahui batasan mana saja terkait aturan main dan protokol pengembangan wisata berbasis hewan liar.

Dari kegiatan tersebut kemudian disepakati sekitar 20 poin rumusan yang akan menjadi bekal pembuatan aturan. 

Menggapai Keagungan Rinjani: Pesona Alam yang Memukau di NTB

“Nantinya, tentu dari para pakar akan dikembalikan lagi ke Taman Nasional Baluran sebagai momentum kebijakan yang dilakukan pemimpin tertinggi selaku pengelola kawasan konservasi,” kata Humas Taman Nasional Baluran Joko Mulyono kepada Banyuwangi.viva.co.id.

Dari 20 poin rumusan, terdapat beberapa poin penting yang disepakati, di antaranya bagaimana Taman Nasional Baluran memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang detail mengatur mekanisme ticketing, panduan, hingga aktivitas wisata. 

NTB: Surga Tersembunyi di Timur Indonesia, Destinasi Wisata Menakjubkan yang Memikat Hati

Termasuk meminimalisir dampak-dampak resiko serta mitigasi resiko yang harus dilakukan Taman Nasional Baluran ketika menghadapi peristiwa tak terduga. 

Selain itu, persoalan sampah juga menjadi sorotan oleh pakar, di mana pihak Taman Nasional Baluran diharapkan dapat meminimalisir dampak sampah dari meningkatnya jumlah pengunjung, termasuk dengan terus mengedukasi atau menambah papan peringatan.

“Pada prinsipnya, aturan-aturan apa saja yang harus segera disusun Taman Nasional Baluran,” ujarnya. 

Namun demikian, SOP pengembangan wisata yang nantinya diterapkan diharapkan tetap mengedepankan kehidupan liar, namun tidak meninggalkan manfaat bagi masyarakat sekitar. 

Kebermanfaatan yang dimaksud adalah keterlibatan warga lokal dalam kegiatan pariwisata, di antaranya dengan adanya pemandu lokal yang diedukasi dan dilatih oleh pihak Taman Nasional Baluran. 

“Pengembangan wildlife tourism ini harus berdampak secara makro, luas, multiplayer efeknya harus dirasakan hingga masyarakat lokal,” tandasnya.