Dukung Pengembangan Kompetensi Disabilitas, Banyuwangi Gelar Festival Kita Bisa
- Fitri Anggiawati/VIVA Banyuwangi
Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi menggelar event Kita Bisa sebagai dukungan kepada pengembangan kompetensi para penyandang disabilitas.
Event tersebut juga sekaligus memperingati hari disabilitas dunia yang diperingati tiap tanggal 3 Desember dengan diisi berbagai kegiatan, di antaranya Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) serta Pekanbaru Olahraga Khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
Sementara untuk guru-guru khusus pengajar penyandang disabilitas juga akan mendapatkan bimbingan teknis untuk guru pembimbing khusus.
“Kegiatan-kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mengingatkan kita bahwa pendidikan inklusi pada umumnya adalah untuk meningkatkan sikap anti diskriminasi, perjuangan atas hak, kesempatan dan keadilan atas pendidikan bagi semua tanpa pandang bulu,” urai Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Suratno kepada Banyuwangi.viva.co.id.
Melalui kegiatan tersebut juga, Pemkab Banyuwangi disebutnya terus bertekad mengupayakan evaluasi terkait sejauh mana layanan pendidikan inklusi yang dimulai sejak tahun 2014 tersebut berjalan.
Lanjutnya, event Kita Bisa juga merupakan implementasi dari amanah Undang-undang Permendikbud, hingga Peraturan Bupati Banyuwangi yang mengatur tentang pemenuhan hak-hak para penyandang disabilitas.
Saat ini, terdapat 181 satuan pendidikan yang menerima penyandang disabilitas mulai tingkat pendidikan usia dini hingga menengah atas, dengan total tenaga pendidik sebanyak 250 orang yang setiap bulannya mendapatkan insentif dari Pemkab Banyuwangi.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyebut bahwa pihaknya berkomitmen bahwa para anak-anak penyandang disabilitas harus mendapatkan kesempatan untuk meraih pendidikan yang lebih baik dengan memberikan penganggaran khusus.
“Festival Kita Bisa ini adalah bagian kecil dari upaya dan komitmen kami untuk memberikan ruang kepada anak-anak kami, agar mereka bisa tumbuh dan berkembang. Kami tidak membedakan anak-anak disabilitas kami dengan yang lain,” tandasnya.