Warga Bondowoso Diresahkan Dengan Beredarnya Pupuk Diduga Palsu

ilustrasi pupuk
Sumber :
  • Zainul Muhaimin/ VIVA Banyuwangi

Bondowoso, VIVA Banyuwangi – Sejumlah warga di 3 Kecamatan yang berada di Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur (Jatim) resah akan beredarnya pupuk yang diduga palsu.

Petani di Kecamatan Wongsorejo Kesulitan Mendapatkan Pupuk Bersubsidi, ini Penyebabnya

Salah satu modus operandinya dengan menjual pupuk dengan harga sangat murah.

Sejauh ini, peredaran disebut masif terjadi setidaknya di 3 kecamatan yakni di Maesan, Wringin dan Botolinggo.

Kios Pupuk Bersubsidi Nakal Terancam Ditutup, Distributor: Laporkan!

Muhammad Rois, warga Desa Sumberwuluh, Kecamatan Wringin mengatakan, peredaran pupuk murah itu ramai jadi perbincangan warga setempat.

"Bahkan ada tetangga saya di RT 11 membeli 3 sak (150 kg) hanya dengan harga Rp 240 ribu," ungkap Rois kepada Banyuwangi.viva.co.id, Selasa 30 Januari 2024.

Pemilik 7 Ton Pupuk Bersubsidi Ilegal di Desa Alasbuluh Dicari, Aparat Keamanan: Menyerahlah!

Tidak hanya di Wringin, pria yang akrab disapa Rois juga pernah ditelpon keluarganya yang berada di Kecamatan Botolinggo.

"Modusnya sama. Ada yang jualan pupuk murah diedarkan pakai mobil pick up. Karena saya curiga, saya menyarankan keluarga saya di Botolinggo untuk tidak membeli pupuk itu," saran Rois.

Menurut penuturan Rois, Oknum yang menjual pupuk dengan pick up tersebut merangsek ke pemukiman warga, terutama di wilayah pedesaan.

"Pick up berhenti di ruas jalan pemukiman, lalu penjualnya menawarkan ke rumah - rumah. Nah, warga yang tergiur harga murah dan sedang butuh pupuk, akhirnya beli," terang Rois.

Salah satu pupuk yang terdokumentasi telah terbeli oleh warga bermerek 'Mikrota Yara' dengan ukuran 50 kilogram per karung.

"Ada barcode juga di kemasan itu tapi setelah discan ternyata tidak terdaftar," sebut Rois.

Di sisi lain, kecurigaan Rois bahwa pupuk tersebut palsu menguat karena pupuk yang dijual berbeda dengan pupuk pada umumnya.

"Kalau pupuk umumnya setelah dicampur air kan larut, sedangkan ini justru mengental kayak kanji dan ada endapan seperti serbuk batu bata," ulas Rois.

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Ketua Asosiasi Distributor Pupuk Indonesia (ADPI) Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jatim, Samsul Arifin menyebut, jika distributor tidak menyalurkan pupuk jenis tersebut.

"Tidak pernah ada distributor menyalurkan pupuk merek itu. Justru kalau pupuk itu asli, pastinya menjual lewat distributor dan kios. Bukan malah ditawarkan door to door seperti itu," terang Samsul.

Samsul menegaskan, lazimnya pupuk non-subsidi harga jualnya di atas Rp 800 ribu per kuintal atau Rp 400 ribu per 50 kg.

"Kalau ini dijual Rp 70 ribu per karung (per 50 kg), tentu semakin mencurigakan," kata Samsul.