Pohon Kopi Milo Ikon Khas Jember Dibabat Habis, ini Penyebabnya

Tanaman Kopi Milo khas Jember dibabat habis
Sumber :
  • Sugianto/ VIVA Banyuwangi

Jember, VIVA Banyuwangi – Karena permasalahan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) hektaran tanaman kopi Milo khas Jember Dibabat habis. 

Danlanal Banyuwangi Ikuti Patroli Skala Besar Gabungan Tni Polri Menjelang Pilkada Serentak Tahun 2024.

Hektaran tanaman kopi Milo khas Jember itu ditanam bertahun-tahun ditanam di lahan Tanah Kas Desa (TKD) Pace, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember Jawa Timur.

Namun, karena petani bernama Hasan Putra warga setempat tidak mendukung kepala desa terpilih ketiga kalinya, terpaksa hektaran kopi miliknya dibabat habis.

Patroli Gabungan TNI-Polri Pastikan Kamtibmas di Situbondo Aman pada Tahap Masa Tenang dan Jelang Coblosan

Menurut Hasan, sengaja dirinya untuk periode ketiga kalinya tidak mendukung kepala desa Pace Farohan, lantaran masyarakat tidak cocok. 

Akibat dari itu, Kades terpilih ketiga kalinya tersebut tidak memperpanjang sewa TKD yang telah bertahun-tahun dikelola Hasan Putra. 

Polresta Banyuwangi Gelar Apel Pergeseran Pasukan Pengamanan Pilkada Serentak 2024

"Saya tanya ke penyewa (lain), katanya sudah selesai diperpanjang dan saya tidak di kasi tahu, tiba-tiba ditebang," ungkapnya, Senin 19 Februari 2024. 

Akibat penebangan itu, Kopi Milo Pace yang merupakan kebanggan masyarakat Jember kini akan terancam punah. 

Padahal, Kopi Milo Pace Jember yang menjadi kebanggan itu, sudah mendapatkan surat tanda varietas tanaman oleh Kementerian Pertanian melalui pusat perlindungan varietas tanaman Nomor 2103 tahun 2023 dengan penerima Bupati Jember H. Hendy Siswanto. 

Dari sekitar 9 hektar lahan TKD yang disewa orang lain dari dulu, tidak ada seperti yang dialami Hasan Putra. 

"Sekarang sudah tidak diperpanjang lagi, karena tidak ada pemberitahuan, mungkin gara-gata urusan pribadi (Pilkades) saya dengan kepala desa," bebernya.

Hasan menyayangkan atas penebangan yang dilakukan para pihak kepala desa dan akan memusnahkan Kopi Khas Jember. 

"Saya butuh keadilan, karena sekitarnya sama-sama ada tanaman kopi dan yang lain dibiarkan, kok cuma punya saya yang ditebang," kesalnya.

Atas yang dialaminya itu, dirinya akan melaporkan peristiwa yang dialami petani kopi ke Bupati Jember. 

Sementara itu, Kades Farohan saat dihubungi selulernya belum bisa memberikan jawaban. Termasuk pesan singkat konfirmasi dari selulernya juga belum mendapatkan tanggapan.