Harga Sapi di Situbondo Anjlok Segini Gara-gara Lato-lato

Pasar hewan di Kabupaten Situbondo
Sumber :
  • Istimewa / VIVA Banyuwangi

Situbondo, VIVA Banyuwangi –Sejak merebaknya penyakit lato-lato pada sapi, membuat harga jualnya di sejumlah pasar hewan di Kabupaten Situbondo menurun. Penurunan harga sapi bisa mencapai hingga 20 persen dari harga normal. Pembeli kawatir sapi yang dibelinya dari pedagang terjangkit penyakit lato-lato.

Patroli Gabungan TNI-Polri Pastikan Kamtibmas di Situbondo Aman pada Tahap Masa Tenang dan Jelang Coblosan

Penyakit lato-lato kini semakin meresahkan kalangan peternak atau pun warga yang memelihara sapi di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

 

Polres Situbondo Terjunkan 600 Personel Gabungan Amankan TPS

Penyakit pada sapi yang ditandai benjolan tersebut, membuat harga sapi di sejumlah pasar hewan mengalami penurunan hingga 20 persen dari harga normal.

 

Tidur yang Cukup: Kunci Utama Menuju Tubuh Sehat dan Jiwa yang Bugar

Pembeli ketakutan jika sapi yang dibelinya ternyata terjangkit penyakit lato-lato yang membuat harga sapi akan terus menurun.

 

Penurunan harga sapi di sejumlah pasar hewan ini disampaikan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Situbondo, Abdul Aziz.

 

“Banyak laporan yang saya terima kalau penyakit lato-lato ini sudah sangat meresahkan peternak. Harus segera ditangani,” ujar Wakil Ketua DPRD Situbondo, Abdul Aziz.

 

Jika tidak segera tertangani, penyakit lato-lato ini akan menyebabkan warga atau peternak enggan memelihara sapi karena kawatir terus merugi.

 

“Kalau ini tidak segera ditangani oleh dinas, kan kasian kepada peternak. Kalau pedagang sih untung dan rugi. Tapi kalau peternak sudah pasti rugi ketika harga jual sapi turun,” tutur Wakil Ketua DPRD Situbondo pada Jurnalis.

 

Sejak merebaknya penyakit lato-lato, harga jual sapi di sejumlah pasar menurun hingga 20 persen dari harga normal.

 

“Sapi yang biasanya laku denganharga 100 juta, kini ditawarkan dengan harga 80 juta saja kesulitan. Ini kan kasihan,” kata Abdul Aziz.

 

Wakil Ketua DPRD Situbondo ini juga menuding jika Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) tidak maksimal dalam menangani lato-lato yang sudah masuk sejak tahun 2023.

 

“Dinas harus lebih proaktif mendatangi warga. Fungsi dari puskeswan juga harus dioptimalkan. Ini saya lihat masih belum terjadi,” jelasnya.

 

Menanggapi hal tersebut, Kabid Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Disnakkan Situbondo, Sulistiyani membantah tudingan tersebut.

 

“Kami sejak tahun lalu sudah memberikan obat, vaksin dan mengecek sapi milik peternak. Sudah berupaya untuk mencegah penyebaran kasus lato-lato di Situbondo,” bantah Sulistiyani pada Jurnalis.

 

Sulistiyani juga menyatakan, penurunan harga sapi bukan karena penyakit lato-lato namun karena minimnya permintaan. Namun jika permintaan meningkat, maka harga sapi akan kembali stabil.